Jalaludin Hambali *)

Optimisme gerakan Peduli Sampah tumbuh di sudut Kota Santri. Setidaknya, terpantul dari aktivitas tebar daging kurban dengan menggunakan daun jati.

JOMBANG – Berapa jumlah sampah tas kresek plastik yang dihasilkan dari aktivitas tebar daging kurban warga Jombang selama Idul Adha 2017? Pertanyaan yang gampang dilontarkan. Namun, sulit menjawabnya karena ketiadaan data dan minimnya koordinasi antar penyelenggara Idul Kurban di Kota Santri.

Mengutip pernyataan Tuti Hendrawati Mintarsih, dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Kantor Kementerian LIngkungan Hidup dan Kehutanan, bahwa pada 2019 nanti Indonesia menghasilkan 68 juta ton sampah. Sebanyak 9,52 ton atau 14 persen diantaranya merupakan sampah plastik. Tuti menyebut, usaha ritel di Indonesia dalam setahun menghasilkan 10,95 jutalembar tas plasti-kresek. ’’Pada 2015, riset Jambeck menemukan data bahwa Indonesia adalah negera penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah China. Jumlahnya setara 187,2 juta ton,’’ papar Tuti.

Tuti menjelaskan, setiap tahun, produksi plastik menyedot delapan persen produksi minyak dunia atau 12 juta barel minyak dan ii setara dengan 14 juta pohon. Parahnya, lebih dari satu juta kantong plastik yang dipakai konsumen ritel dalam tiap menitnya. Dan sebanyak 50 persen kantong plastic tersebut hanya dipakai sekali dan lantas dibuang, entah kemana. ’’Hanya lima persen sampah plastik ritel yang didaur ulang. Karenanya, kita pesimis dengan gerakan pengurangan sampah plastic di usaha ritel dengan kebijakan plastik berbayar,’’ imbuh Tuti.

Dibalik itu, optimisme gerakan Peduli Sampah tumbuh di sudut Kota Santri. Setidaknya, terpantul dari aktivitas tebar daging kurban dengan menggunakan daun jati. Seperti yang dilakukan oleh Rombong Sedekah, Komunitas Peduli Sampah & SMAN Mojoagung. Mendistribusikan sebanyak Sembilan sapid an 168 kambing ke pelosok dusun di Jombang, Rombong Sedekah menggunakan lima ribu besek dan seribuan lembar daun jati.

Yana Nurliana dari Rombong Sedekah mengatakan, tebar daging kurban dengan daun jati dan kotak besek bahan bambu telah dilakukan sejak 2016. Aksi terinspirasi, lanjut Yana, terinpirasi dari gerakan aktivis lingkungan di Jombang. Meski pembiasaan penggunaan bahan ramah lingkungan itu sempat ditentang perangkat desa di Kec. Kabuh. ’’Kita siap di-bully karena itu resiko menghadapi efek perubahan perilaku yang kita gulirkan. Tapi, alhamdulillah untuk distribusi tahun ini semuanya lancar,’’ kata Yana.

Jalaluddin Hambali dari Komunitas Peduli Sampah juga mengampanyekan hal sama. Yakni, #KurbanTanpaNyampahPlastik & #StopNyampahPlastik. Bersama Komunitas Mikroba dan Jatim Mengajar, pada 1 September 2017 membagi-tebarkan 1 sapi dan 7 kambing di kampung terpencil, Dusun Rapahombo Desa Klitih Kecamatan Plandaan. Pembagiannya juga

menggunakan daun jati. Sebanyak 75 KK dengan 221 jiwa menikmati pembagian daging kurban dengan gembira. ’’Semoga tahun 2018 MUI dan ormas Islam di Jombang bersedia gandeng tangan bersama untuk mengurangi sampah plastik tas kresek dan beralih ke daun jati untuk bungkus daging,’’ harap Jalaluddin Hambali.

Hal yang sama juga dilakukan di lembaga pendidikan. Yakni di SMAN Mojoagung. Sebanyak empat ekor sapi disembelih dan dagingnya dibagikan dengan bungkus daun jati kepada 800 orang warga di sekitar lokasi sekolah.

*) Komunitas Peduli Sampah
Lebih baru Lebih lama