Dalam rangka memperingati Pekan Antariksa Dunia 2017, Jombang Astronomy Club dan Rumah Baca Gang Masjid (RBGM) menggelar acara Jombang Astro Night yang diadakan di Aloon-aloon Jombang.
 
JOMBANG, MSP – Pada awal perkembangan ilmu astronomi hanya mengamati pergerakan benda-benda langit menggunakan mata telanjang saja. Pengamatan ini dilakukan di tempat-tempat tinggi agar terlihat lebih jelas. Meskipun begitu pengamatan ini tidak begitu akurat karena memerlukan penglihatan yang fokus dan lama.

Namun setelah penemuan teleskop baru kemudian memanfaatkan teleskop sebagai alat untuk melihat pergerakan benda-benda di langit. Jadi menggunakan teleskop pergerakan lintasan langit lebih akurat. Akibat dari perkembangan ilmu astronomi yang semakin lama semakin maju ditandai dengan mendaratnya orang pertama di bulan yaitu Neil Amstrong. Berita pendaratannya pertama kali di bulan menjadi topik heboh di seluruh belahan dunia dan merupakan langkah awal bagi dunia astronomi untuk terus berbenah.

Salah satu tempat untuk mengamati bintang adalah Observatorium Bosscha (Teropong Bintang Bosscha) yang berada di Bandung. Tempat ini merupakan salah satu tempat untuk melihat dan melakukan penelitian bintang-bintang di luar angkasa tertua di Indonesia.

Namun pada hari Jumat-Sabtu (6-7/10) masyarakat Jombang tidak perlu datang jauh-jauh ke Observatorium Bosscha untuk menikmati dan mengamati benda-benda langit tersebut. Pasalnya dalam rangka memperingati Pekan Antariksa Dunia 2017, Jombang Astronomy Club dan Rumah Baca Gang Masjid (RBGM) menggelar acara Jombang Astro Night yang diadakan di Aloon-aloon Jombang. Tidak ketinggalan juga sebagai pembicara beberapa perwakilan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

“Baru kali pertama Kabupaten Jombang mengadakan acara seperti ini. Alhamdulilah pesertanya di luar prediksi. Mulai dari anak-anak, pelajar dan orang tua terlihat memadati acara ini,” jelas Ketua Jombang Astronomi Club (JoAC), Aditya Abdillah Yusuf

Aditya Abdillah mengaku, selain dalam rangka memperingati World Space Week (Pekan Antariksa Dunia) yang diperingati setiap tanggal 4-10 Oktober. Acara ini bertujuan untuk mengenalkan astronomi dan angkasa luar kepada masyarakat Jombang.

Manfaat perkembangan astronomi dalam kehidupan, sangatlah banyak. Beberapa manfaat yang dirasakan antara lain munculnya bahasa pemrograman komputer, yang awalnya berasal dari cara kerja teleskop. Kamera pada perangkat telepon pintar, menggunakan peralatan yang sebelumnya dipakai untuk astronomi. Gelombang sinar X-ray yang dikenal dalam astronomi, juga berperan penting dalam aktivitas penerbangan di bandara dan layanan kesehatan di rumah sakit.

Dalam kegiatan ini, setiap peserta dikenalkan nama-nama benda langit, alat untuk melihat benda langit dan dijelaskan juga fenomena-fenomena yang ada di langit. Kegiatan ini mendapatkan sambutan hangat dari warga Jombang. Membludaknya jumlah peserta juga dikarenakan panitia tidak membebankan uang pendaftaran.

Rangkaian acara terbagi dalam dua sesi. Bagian pertama yaitu materi dasar pengenalan benda-benda langit yang meliputi planet, satelit, bintang, nebula, galaksi, asteroid, meteoroid, sistem keplanetan, komet, debu antariksa, kluster, lubang hitam, super kluster, dan sebagainya. Selain itu juga ada pengenalan alat yang digunakan untuk melihat ke langit dan nonton bareng film dokumeter. Untuk sesi ini dilakukan di RBGM.

Pada sesi kedua, yaitu belajar melihat benda langit dari teleskop. Pada tahap ini, para peserta diajak ke Aloon-aloon lalu disuruh memantau langit dengan teleskop yang ada dengan dibimbing oleh pemateri dari LAPAN, Dr. Dian Yudha yang juga sebagai kepala LAPAN Jawa Timur. Materi-materi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat untuk mempersiapkan diri jika terjadi fenomena-fenomena alam atau langit. Sehingga warga tidak gampang panik apalagi salah mengambil keputusan.

“Acara seperti ini sangat jarang dilaksanakan di Kabupaten Jombang, padahal penting bagi masyarakat dan menarik. Semoga kita bisa istiqomah mengadakan acara serupa di setiap tahunnya,” harap Aditya.
aditya eko
Lebih baru Lebih lama