SDN Johowinong I adalah salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Meskipun SDN Johowinong I merupakan sekolah yang jauh dari pusat kota, namun prestasi yang ditorehkan sudah cukup banyak.

MOJOAGUNG, MSP – SDN Johowinong I berdiri sejak tahun 1957 dan merupakan salah satu sekolah tertua yang berada di Desa Johowinong, Kecamatan Mojoagung. Keberadaan sekolah ini tidak lepas dari tujuan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Sekarang SDN Johowinong I telah berkembang menjadi sekolah yang besar, yaitu sekolah yang menjadi pilihan masyarakat, hal ini terbukti dari adanya minat peserta didik yang mendaftar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

SDN Johowinong I adalah salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Letaknya yang bersebelahan dengan balai desa Johowinong, membuat sekolah ini sangat mudah untuk ditemukan.

Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 4.180 meter persegi ini memiliki fasilitas yang terbilang lengkap, dari ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, mushola dan MCK. Serta memiliki lapangan yang luas yang dapat menunjang peserta didik untuk melakukan kegiatan, seperti upacara bendera, olahraga dan bermain.

Sekolah dengan jumlah 196 peserta didik ini memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya adalah banjari dan voli. Meskipun SDN Johowinong I merupakan sekolah yang jauh dari pusat kota, namun prestasi yang ditorehkan sudah cukup banyak. Terbukti banyak terpampang piala-piala yang tersusun rapi di ruang guru.

Kepala SDN Johowinong 1, Mohammad Wahyudi, S.Pd. SD mengatakan, “Saya bangga dengan pencapaian prestasi yang didapat oleh peserta didik kami. Meski hanya sebatas juara di kecamatan saja, namun yang pasti itu hasil jerih payah yang diraih oleh peserta didik dengan bimbingan bapak ibu guru juga.”

Namun tantangan yang dihadapi oleh Mohammad Wahyudi dan para guru SDN Johowinong I saat ini adalah semangat belajar peserta didik yang masih sangat rendah. Itu terlihat pada beberapa peserta didik yang kurang bersemangat saat kegiatan pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Berbanding terbalik jika sedang berolahraga.

“Beberapa dari peserta didik kurang merespon guru saat mengajar di kelas. Terkadang mereka tidak bersemangat. Tetapi kalau olahraga mereka sangat senang dan tergolong mahir,” kata Mohammad Wahyudi ketika ditemui di ruangannya.

Menanggapi masalah tersebut, pria berpostur tinggi itu tidak tinggal diam. Banyak cara yang ia gunakan untuk membuat peserta didiknya aktif dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran dengan cara pendekatan secara personal dan melakukan pendekatan dengan orang tua.

Selain dapat menumbuhkan kedekatan antara guru dengan peserta didik, lanjut Wahyudi akan menjadikan peserta didik lebih terbuka kepada guru dan menceritakan setiap permasalahan yang sedang peserta didik hadapi. Dan guru dapat memberikan solusi yang tepat bagi mereka.

“Alhamdulillah dengan cara itu banyak perubahan yang lebih baik bagi peserta didik. Selain itu pendidikan karakter juga selalu kami ajarkan setiap hari. Salah satunya peserta didik diharuskan bersalaman dengan guru,” tambahnya.

Salah satu hal kecil yang bisa dilakukan dalam pendidikan karakter adalah berjabat tangan antara guru dan peserta didik di pagi hari. Berjabat tangan dengan peserta didik dalam penyambutan keberangkatan mempunyai efek dan manfaat yang positif baik untuk guru maupun peserta didik. Selain itu mendengarkan lagu-lagu nasional juga melaksanakan Sholat Duha dan Sholat Duhur bersama juga rutin diadakan.

Serangan Hama Rayap

Selain itu permasalahan yang dihadapi sekolah ini adalah serangan hama rayap yang memakan material kayu. Tidak diketahui dengan pasti bagaimana asal mula hama rayap ini dapat menyerang. Alhasil banyak bangunan yang keropos karena dimakan rayap.

“Tidak hanya kayu yang dilahapnya, buku-buku dan rak yang ada di perpustakaan pun juga ikut dimakan rayap. Jadi saat ini kami kebingungan untuk menaruh buku. Segala upaya sudah kami lakukan untuk membasminya, namun masih saja muncul,” keluh Mohammad Wahyudi.

Konon menurut warga Desa Johowinong, tambahnya, jauh sebelum sekolah ini dibangun, tanahnya dihuni oleh ratu rayap yang memiliki anak buah yang sangat banyak. Oleh karena itu sekolah ini banyak dihuni rayap. aditya eko
Lebih baru Lebih lama