Survei Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan kepada siswa dengan usia 15 tahun pada 2015, kemampuan matematika peserta didik Indonesia masih memprihatinkan dengan peringkat ke-63 dari 70 negara.

JOMBANG, MSP – Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang memegang peranan sangat penting dalam pendidikan. Selain dapat mengembangkan pemikiran kritis, kreatif, sistematis, dan logis, matematika juga telah memberikan kontribusi d alam kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal yang sederhana seperti perhitungan dasar sampai hal yang kompleks dan abstrak seperti penerapan analisis numerik dalam bidang teknik dan sebagainya.

Tetapi dalam kenyataannya, survei Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan kepada siswa dengan usia 15 tahun pada 2015, kemampuan matematika peserta didik Indonesia masih memprihatinkan dengan peringkat ke-63 dari 70 negara. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia kalah jauh dibanding Vietnam yang ada di peringkat ke-12 dan Singapura di peringkat pertama, seperti yang dilansirkan oleh news.okezone.com.

Dari keterangan tersebut, mencerminkan bahwa rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ditinjau dari hasil belajar peserta didik yang masih sangat rendah. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik antara lain, kurang memiliki pengetahuan materi prasyarat yang baik serta mengenali konsep dasar matematika, kurang memiliki ketelitiaan dalam menyimak dan mengenali persoalan matematika, kurang memiliki kemampuan untuk menyimak kembali sebuah jawaban yang diperoleh dan kurang memiliki kemampuan nalar yang logis dalam menyelesaiakan persoalan matematika.

Menanggapi masalah tersebut Ketua Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika SMP, Edy Purnomo, S.Pd. MM. menjelaskan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan cara belajar peserta didik yaitu dengan adanya Kurikulum 2013 (K13). Penerapan K13 diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik. Pasalnya dalam K13 ini pembelajaran yang dilakukan dilakukan secara High Order Thinking Skill (HOTS).

“Jadi pembelajaran K13 itu terdiri dari tiga poin penting. Yang pertama adalah Pendidikan Pembentukan Karakter, Literasi dan Pembelajaran yang HOTS. Dimana dalam pembelajarannya anak senantiasa diajak berpikir dan mengamati kondisi lingkungan sekitarnya,” tutur Edy Purnomo.

Laki-laki yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah ini menerangkan pembelajaran HOTS mengajak peserta didik untuk berpikir. Artinya dalam memahami sesuatu anak tidak diajarkan secara instan. Tetapi melalui penalaran dan pengamatan di lingkungan sekitar.

“Contohnya dengan metode penemuan. Peserta didik diajak untuk menemukan rumus, skenarionya seolah-olah kita menjadi penemu rumus pertama. Guru menyiapkan alat dan bahan, peserta didik yang uji coba dengan menalar dan mengamati. Dengan begitu peserta didik akan terjun langsung dan mereka merasa senang dan tidak bosan,” ujar Edy Purnomo ketika ditemui di SMP Negeri 2 Jombang.

Diakuinya dengan pembelajaran ini dapat menghasilkan anak didik yang lebih kreatif. Karena anak didik tidak dibatasi untuk mencari sumber dari guru saja. Melainkan bisa belajar lewat sumber lain ataupun melakukan pengamatan lingkungan.

Selain guru diharuskan dapat merumuskan HOTS, langkah kedua sebagai Ketua Forum MGMP, Edy Purnomo beserta anggotanya juga membahas soal-soal yang ada di dalam lomba Olimpiade matematika. Selanjutnya mereka juga mengadakan Olimpiade Matematika tingkat SMP se-Kabupaten Jombang dalam upaya mencetak peserta didik yang mahir bermatematika.

Langkah ketiga ialah memberikan pengetahuan terhadap guru agar menggunakan teknik pengajaran yang inovatif serta menggunakan metode-metode yang berbeda. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih senang dan tertarik dengan mata pelajaran matematika.

“Intinya kita harus belajar secara kontekstual. Dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya upaya membuat belajar lebih mudah, sederhana, bermakna dan menyenangkan agar peserta didik mudah menerima ide, gagasan, mudah memahami permasalahan dan mengetahuan,” tutup laki-laki berambut putih tersebut. Aditya eko
Lebih baru Lebih lama