Penting mengenalkan pertumbuhan teknologi kepada peserta didik sejak dini. Laiknya yang dilakukan SDN Menganto Mojowarno, menyadari betapa pentingnya membekali peserta didik supaya selalu mengikuti perubahan zaman yang begitu cepat seraya menanamkan pondasi agar tidak disalahgunakan ke arah negatif. Sehingga disiapkan satu ruangan khusus yang terdapat komputer. 

MOJOWARNO, MSP – Memasuki era milenial perkembangan teknologi sudah masuk kedalam bagian kehidupan manusia. Semua jadi dipermudah berkat kemajuan teknologi, diantaranya dalam pelaksanaan Ujian Nasioan (UN) sudah menggunakan komputer. Demikian perihal lainnya seperti pemesanan tiket, memanfaatkan jasa transportasi online, bahkan memasan makanan pun sudah lebih enteng dengan kecanggihan teknologi.

Oleh karena itu sangat penting mengenalkan pertumbuhan teknologi kepada peserta didik sejak dini. Laiknya yang dilakukan SDN Menganto Mojowarno, menyadari betapa pentingnya membekali peserta didik supaya selalu mengikuti perubahan zaman yang begitu cepat seraya menanamkan pondasi agar tidak disalahgunakan ke arah negatif. Sehingga disiapkan satu ruangan khusus yang terdapat komputer.

“Keberadaan komputer bagi peserta didik kelas VI dipergunakan sebagai tambahan pembelajaran sepulang sekolah. Pembelajaran tambahan sendiri ditujukan sebagai pengenalan, agar ketika selesai menempuh pendidikan SD tidak kebingungan menghadapi tugas-tugas berbasis komputer di jenjang selanjutnya,” ungkap Kepala SDN Menganto, Ekananta Kusbiyantari, S.Pd.

Kenapa hanya kelas VI saja?, tambah salah satu staf pendidik, Prabowo Hadiwardoyo, penyebabnya sekolah hanya memiliki 5 unit komputer saja. Sehingga penggunaannya harus bergantian. Memang harapan kedepannya kelas V juga sudah bisa menikmati pelayanan serupa.

Selain membekali dengan kecakapan perkembangan teknologi, SDN Menganto memiliki ekstrakurikuler serta kegiatan tambahan yang menekankan kepada penanaman karakter peserta didik. Seperti Salat Dhuha dan Zuhur berjamaah secara bergantian setiap kelas. Tidak hanya itu, Pramuka, Drumbband, Taman Pembelajaran Alquran (TPQ) serta Atletik pun ada. Dari sekian banyak ekstrakurikuler, Atletik merupakan penyumbang prestasi terbanyak di tingkat kabupaten, sedangkan Drumbband belum pernah mengikuti suatu ajang perlombaan.

Ekananta Kusbiyantari menjelaskan, “Pada ekstrakurikuler Pramuka, pelaksanaanya sedikit berbeda dengan tambahan lainnya. Lantaran dimasukkan kedalam jam efektif pembelajaran, karena jika dilakukan setelah pulang sekolah peserta didik kurang merespon kegiatan ini. Sehingga di salah satu hari akan ada jam pulang sekolah yang sedikit molor dari hari-hari lainnya.”

Di luar semua aspek tersebut pihak sekolah memiliki satu kendala lain, yakni mata pencaharian sebagai pedagang dan petani yang diemban orang tua membuat perhatian terhadap buah hatinya berkurang, sehingga peserta didik merasa bebas untuk melakukan aktivitas lain saat jam ekstrakurikuler dilangsungkan. Kepala sekolah bersama staf pendidik akhirnya kerap mengadakan rapat perkumpulan wali peserta didik untuk memberikan edukasi agar selalu memantau maupun menjalin komunikasi dengan baik terhadap putra-putrinya.

Sekolah yang dihimpit oleh beberapa lembaga pendidikan swasta tersebut saat ini memiliki 213 peserta didik yang terbagi menjadi 8 Rombongan Belajar (Rombel). Memang jumlah tersebut terbilang cukup banyak bagi sebuah lembaga pendidikan di sebuah pedesaan, karena umumnya lembaga seperti itu kesulitan mendapatkan peserta didik. Banyaknya jumlah peserta didik sendiri tidak lepas dari penggabungan antara SDN I dan II Menganto di tahun 2006 menjadi SDN Menganto.

“Guna bersaing mendapatkan peserta didik, sekolah akan terus berbenah memberikan pelayanan pendidikan secara maksimal sesuai kemampuan lembaga. Pihak sekolah juga kerap memberikan sosialisasi kepada orang tua akan pentingnya pendidikan bagi buah hati mereka,” pungkas perempuan asal Desa Selorejo, Kecamatan Mojowarno tersebut. fakhruddin
Lebih baru Lebih lama