Alasan PAUD Insan Cendekia dilakukannya full day di sekolah yang notabenya masih diperuntukkan bagi anak usia tiga hingga enam tahun ini adalah demi menghindarkan anak didik terpapar pengaruh negatif pasca pulang sekolah.

WONOSALAM – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi fase pendidikan penting dalam kehidupan anak. Dalam proses pendidikannya, PAUD tidak hanya mempersiapkan anak didik menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya tetapi juga memberikan dasar pada anak didik untuk menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan etika dan moral yang berlaku di masyarakat.

Berada di lereng gunung dan jauh dari pusat kota tidak membuat lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Insan Cendekia, Wonosalam berhenti berinovasi. Dengan jalinan kerja sama yang baik dengan wali anak didik serta dukungan dari Kepala Desa, pengelola PAUD yang terletak di Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam ini memberikan program terbaik bagi anak didiknya.

“Di tahun pelajaran 2018/2019 ini kami memulai program full day. Sehingga anak didik berada di sekolah hingga jam 14.00,” tutur Pengelola PAUD Insan Cedekia, Wonosalam. Purnomo, S.Pd.I.

Alasan d
ilakukannya full day di sekolah yang notabenya masih diperuntukkan bagi anak usia tiga hingga enam tahun ini adalah demi menghindarkan anak didik terpapar pengaruh negatif pasca pulang sekolah. Kendati pekerjaan wali anak didik mayoritas hanya mengolah sawah atau kebun serta mengurus ternak nyatanya pekerjaan tersebut lebih menghabiskan banyak waktu. Sehingga ketika pengelola PAUD menawarkan program full day para wali anak didik ini menyambutnya dengan antusias.



“Kekhawatiran wali anak didik yang utama itu banyak bermain gawai dibanding belajar atau mengerjakan hal-hal positif lain. Untuk itu program full day ini kami buat untuk menanamkan sekaligus membiasakan kebiasaan baik yang kedepannya bisa menjadi karakter seperti shalat dhuha dan dhuhur berjamaah, mengaji, antri ketika wudhu dan cuci tangan, berdoa sebelum makan, dan lain sebagainya,” jelas pria yang akrab disapa Pak Pur ini.

Saat ditanya kemungkinan anak didik merasa jenuh karena terlalu lama di sekolah, bapak dua anak ini menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya program full day di lembaga yang telah hampir 11 tahun dikelolanya itu dikolaborasikan dengan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya menari dan mengaji (pembelajaran awal untuk tilawah). Selain itu, pengondisian kegiatan diusahakan menyerupai kegiatan sehari-hari di rumah agar anak didik senang dan betah.

Pria bertubuh kurus ini lantas menjabarkan, setelah anak didik menjalani kegiatan pembelajaran hingga jam 11.00 akan diajak untuk berganti pakaian dari seragam sekolah ke pakaian bebas yang biasa dipakai ketika di rumah. Setelahnya bersiap-siap makan siang dan shalat dhuhur berjamaah yang dilanjutkan dengan tidur siang bersama. Uniknya sembari mengantarkan anak didik tidur siang, para guru akan bergantian membacakan cerita (mendongeng).

Kedepannya Purnomo menjelaskan dengan dukungan dan sinergi yang baik dari berbagai pihak, rencananya lembaga yang saat ini tengah berupaya melengkapi sarana prasarana ini akan menyediakan sarana antar jemput. Sehingga wali anak didik tidak perlu repot lagi untuk mengantar dan menjemput ke sekolah. Hal itu juga dapat melatih kemandirian anak didik agar tidak bergantung dan manja kepada orang tua. fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama