Kesenian favorit kedua wisatawan itu pun beragam, terpenting masih kental dengan kesan nuansa magis dan nilai spiritual di dalam atraksinya. Arrington de Dionyso mengaku jika mengiringi penari yang sedang memperagakan ritual magis, adrenalin ikut naik dan semakin mengangkat semangat pemain musik pengiring untuk menaikkan tempo pertunjukan agar semakin seru.

MOJOWARNO – Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dengan keanekaragaman budaya, etnis, agama ataupun bahasa. Adanya keanekaragaman tersebut mampu memikat minat wisatawan mancanegara untuk mengunjungi negara beribu kota di DKI Jakarta ini dengan tujuan melihat serta menikmatinya secara langsung. Utamanya tentang kesenian dan kebudayaan daerah yang tersebar di tiga puluh tiga provinsi.

Seperti yang dilakukan oleh dua lelaki asal Amerika Serikat, Arrington de Dionyso dan Mike. Keduanya sering melakukan kunjungan ke wilayah pelosok Indonesia yang terkenal akan kesenian tradisinya. Salah satu tempat favoritnya ketika datang ke Indonesia adalah mendatangi Kota Santri, tepatnya di Desa/Kecamatan Mojowarno dengan kesenian Jaranan, Barong dan Bantengan.

“Tidak sekedar menikmati saja, ketika mendatangi daerah tertentu Arrington de Dionyso yang notabane seorang musisi sangat antusias ikut memainkan alat musik yang dibawanya untuk berkolaborasi bersama pelaku seni lokal mengiringi pertunjukan. Bisa dipastikan, setidaknya satu tahun sekali selalu meluangkan waktu datang ke Indonesia untuk berkeliling nusantara guna mempelajari dan menambah pengetahuannya mengenai kesenian tradisional,” papar istri Kepala Desa Mojowarno selaku rekan Arrington de Dionyso, Riris Dyah Nugrahini.

Kesenian favorit kedua wisatawan itu pun beragam, terpenting masih kental dengan kesan nuansa magis dan nilai spiritual di dalam atraksinya. Arrington de Dionyso mengaku jika mengiringi penari yang sedang memperagakan ritual magis, adrenalin ikut naik dan semakin mengangkat semangat pemain musik pengiring untuk menaikkan tempo pertunjukan agar semakin seru.

Sedangkan menurut Mike yang sudah lima tahun tinggal di Indonesia menuturkan, “Kesenian bernuansa magis banyak dijumpai di negeri yang baru menginjak 73 tahun kemerdekaan ini. Kekayaan suku dan adat yang beraneka ragam membuat tiap daerah memiliki kesenian dengan karakter berbeda. Hal itu sangat jarang sekali didapatkan di negara lain.”

Selain itu tambah bule yang berprofesi sebagai dosen jurusan sastra salah satu universitas di Jakarta tersebut, adanya kesenian rakyat terbentuk dari sebuah kegiatan atau upacara tertentu di zaman dahulu yang dikemas dalam satu seni pertunjukan. Kondisi itu menandakan bahwa kesenian tradisional merupakan salah satu peninggalan leluhur masyarakat Indonesia dan harus dilestarikan melalui berbagai cara.

“Salah satu caranya yakni melalui kegiatan kolaborasi antara musisi asing dan lokal seperti pada Selasa (21/8) di Balai Desa Mojowarno kali ini. Selain memberikan suguhan menarik, penonton yang didominasi para generasi muda juga mendapat edukasi tentang silang kebudayaan dan menjadi pematik minat untuk melestarikan budaya lokal. Terlebih apresiasi orang asing pun begitu tinggi, sehingga menjadi pesan bagi penerus bangsa agar tidak kalah dalam mencintai keseniannya sendiri,” tutup Riris. fakhruddin
Lebih baru Lebih lama