BPBD Kabupaten Jombang membantu dalam penyebarluasan informasi tentang tanggap bencana dan juga segala peristiwa yang disampaikan secara aktif di media sosial. Sehingga masyarakat Kabupaten Jombang dengan mudah mengakses informasi terbaru.

JOMBANG – Definisi bencana menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, merupakan serangkaian peristiwa yang mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non alam. Hal ini hingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Menurut Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, Peppy, “Kabupaten Jombang beberapa waktu terakhir menunjukkan salah satu indikasi adanya bencana alam dengan angin kencang. Defenisi angin digolongkan menjadi dua jenis, angin kencang dan putih beliung.”

Peppy menambahkan, sampai saat ini anomali cuaca bergerak sangat dinamis dan diperparah adanya pergerakan lempeng bumi yang terjadi beberapa kali dalam waktu dekat di wilayah Indonesia. Tetapi wilayah Kabupaten Jombang masih dikategorikan aman dalam perubahan iklim tersebut.

Berdasarkan ulasan dari Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jombang, Drs. Abdul Wahab, “Berprinsip bahwa BPBD Kabupaten Jombang membantu dalam penyebarluasan informasi tentang tanggap bencana dan juga segala peristiwa yang disampaikan secara aktif di media sosial. Sehingga masyarakat Kabupaten Jombang dengan mudah mengakses informasi terbaru. Namun tidak semua lapisan masyarakat mengikuti semua informasi yang dipublikasikan, sehingga perlu untuk melakukan sosialisasi.”

Abdul Wahab berpendapat, hal tersebut terkendala pada keterbatasan dalam melakukan sosialisasi, sehingga dicanangkan pada tahun 2019 akan menambah kuota durasi sosialisasi. Agenda diantaranya ialah datang ke sekolah dan juga ke wilayah desa rawan bencana alam.




“Melihat dari batasan wilayah kerja serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah wilayah terdampak bencana alam di Kabupaten Jombang. Maka BPBD Kabupaten Jombang bekerjasama dengan pihak sekolah serta masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan bencana,” tutur Pria yang kerap di sapa Wahab tersebut.

Pencegahan serta meminimalisir jatuhnya korban merupakan target utama BPBD, sehingga secara mandiri mampu mendefenisikan anomali cuaca yang ekstrim dengan menentukan sikap untuk kewaspadaan. Maka hadirlah rintisan penerus informasi tanggap bencana bagi peserta didik yang langsung dibimbing oleh BPBD Kabupaten Jombang, yakni Sekolah dan Madrasah Aman Bencana. Tetapi sampai saat ini prosesnya masih di sekolah wilayah Kecamatan Jombang. Selanjutnya pada tahun 2019 akan memiliki rintisan Destana (Desa Tangguh akan Bencana) yang di tetapkan menurut peta histori BPBD. Desa tersebut akan diberikan pelatihan lengkap dengan menganggarkan dari APBDes.

Sampai saat ini belum tersedianya alat pendeteksi indikasi terjadinya bencana yang sangat akurat seperti menunjukkan keterangan hari, waktu, titik bencana dan kejadian bencana. Begitu halnya dengan fasilitas yang dimiliki oleh Pusat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), alat yang dimiliki hanya mampu memberikan informasi kewaspadaan pada bencana alam sehingga indikatornya hanya kesiapsiagaan masyarakat sendiri.

“Jika mengandalkan dari tim penyelamatan seperti BPBD yang jumlahnya sangat terbatas, maka korban tidak akan tertolong. Selain itu terkendala pada jarak dan juga waktu tempuh yang relatif lama untuk sampai ke lokasi kejadian. Melihat dari bebrapa peristiwa bencana alam, waktu yang baik untuk melakukan penyelamatan ialah 5 menit, jika terdapat korban yang terhimpit kendaraan karena pohon tumbang atau saat tertimbun longsor. Sehingga solusi yang ditawarkan ialah mengungsi ke tempat yang lebih aman, jangan menunggu sampai terjadi bencana baru tersadar untuk menyelamatkan diri,” ungkap Peppy.

Abdul Wahab juga mendeskripsikan, seperti di lokasi dataran tinggi yang terjadi hujan lebat dari dua jam, maka perlu diwaspadai untuk melakukan pengamanan dengan pindah ke tempat yang dirasa aman jauh dari tebing. Perlu adanya juga kesadaran masyarakat akan peringatan dari tim BPBD untuk mengungsi, tidak memikirkan pada rutinitas bencana alam seperti banjir di lingkungan tersebut. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama