“Mendukung dengan optimal adanya pelaksanaan diklat dan diharapkan bagi peserta setelah usai, memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan langsung dalam praktiknya mengajar serta untuk tidak menyepelekan serangkaian kegiatan ini.” -drg. Budi Nugroho, MPPM.-

JOMBANG – Pelaksanaan diklat berjenjang tingkat dasar kali ketiga yang dilakukan oleh Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Jombang, memberikan angin segar bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang belum menempuh S1 PAUD. Secara tidak langsung akan terbantu menambah pengetahuan setara jenjang Starta Satu PAUD. Kegiatan hanya dilakukan dengan durasi 248 jam atau dalam waktu lima hari pelaksanaan.

Pembukaan dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, drg. Budi Nugroho, MPPM., didampingi Kepala Bidang PTK, Kasie PAUD, Kasie Kesetaraan, Kasie Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Penilik Se Kabupaten Jombang, Pusat Kegiatan Gugus (PKG) dan beberapa pengurus Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kabupaten Jombang.

“Menurut data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, tahun 2018 tercatat sebanyak 1.689 guru PAUD dari 534 lembaga dengan kualifikasi pendidikan akhir jenjang SMP 14 orang, SMA 847, lulusan D1 berjumlah 9 orang, D3 sebanyak 8 orang, S1 797 orang, dan S2 6 orang. Maka perlu adanya wadah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan ketercapaian standar guru profesional,” jelas Ketua Himpaudi Kabupaten Jombang, Tita Aniqo Wardani, S.Pd.

Tita Aniqo Wardani menambahkan, pihaknya sebagai organisasi mitra menjadi wadah untuk membantu pemerintah dalam mempercepat serta mencapai standar guru profesional. Sasaran diklat berjenjang tingkat dasar merupakan guru PAUD berkualifikasi SMP, SMA, dan belum mendapat kesempatan mengikuti diklat berjenjang yang sejenis.




Terdapat paparan beberapa materi diantaranya tata cara membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), konsep dasar pembelajaran, penilaian, silabus, kisi-kisi yang sesuai. Selanjutnya arah konsep dasar, metode etika dan karakter yang terpola juga diterapkan. Sehingga komunikasi terhadap cara pengasuhan anak didik tercapai pada standar usia tertentu melalui pengamatan perkembangan.

“Pengamatan di sisi kesehatan dan gizi juga disampaikan dengan cara memberikan tambahan makanan sehat serta layak konsumsi. Narasumbernya pun mendatangkan ahli gizi dari Surabaya. Pada materi kesehatan yang disampaikan juga disisipi pertolongan pertama saat anak sakit di sekolah hingga pengetahuan dasar tentang penyakit anak. Oleh karenya penting untuk selalu mengamati dengan teliti serta diutamakan kedisiplinan,” papar perempuan berhijab tersebut.

Perlu diktahui bahwa salah satu syarat kelulusan peserta diklat ialah kehadiran. Kehadiran menjadi hal utama sebagai perhatian saat penilaian, karena di dalam materi terdapat pengembangan dan praktik. Diantaranya memperagakan cara mengajar dengan menggunakan peralatan di lingkungan sekitarnya sebagai bahan pembelajaran selanjutnya melakukan mikro-teaching.

Kepala Dinas Pendidikan, drg. Budi Nugroho, MPPM. sangat mendukung dengan optimal adanya pelaksanaan diklat dan diharapkan bagi peserta yang telah mengikuti memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan langsung dalam praktiknya ketika mengajar serta tidak menyepelekan serangkaian kegiatan ini.

“Apresiasi dan terima kasih atas kerjasama dan kontribusi Himpaudi, IGTKI, PKG dan seluruh anggota terhadap pendidikan PAUD di Kota Santri ini. Bersama memperjuangkan dan muwujudkan imipian untuk menciptakan output pendidikan yang nyata di dalam proses pembalajaran,” ungkap pria berkumis tipis tersebut.

Pria yang juga menyukai seni ini berpendapat, meskipun mengikuti diklat secara mandiri dengan biaya pribadi, pupuk selalu semangat dalam menjalani prosesnya. Sehingga mampu mencapai klasifikasi guru yang kompeten dibidangnya. Serta diharapkan akan memenuhi nilai maksimum pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) saat akreditasi lembaga. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama