“Secara kuantitas, masih banyak sekolah yang membutuhkan pendampingan pelaksanaan. Sehingga koordinasi sangat penting serta harus lebih intensif terhadap sekolah yang baru melaksanakan UNBK begitu halnya dengan beberapa instansi terkait. Seperti sekolah yang sudah melaksanakan dan yang akan menjalankan UNBK.” - Ketua MKKS SMP Negeri Kabupaten Jombang, Alim, M.Pd. -

JOMBANG – Jelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang direncanakan dilaksanakan pada 22-25 April, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang mengundang lebih kurang 123 kepala sekolah se Kabupaten Jombang. Bertempat di Aula 1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang pertemuan ini bertujuan untuk melakukan koordinasi sekaligus sosialisasi terkait persiapan setiap SMP Negeri/Swasta tahun pelajaran 2018/2019.

Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang yang menjabat saat itu, Sri Retno Ponconingtyas, S.Pd., M.Si. mengatakan, “Untuk tahun ini Jombang siap UNBK seratus persen dengan rincian total sebanyak 123 SMP negeri/swasta dan 129 MTs negeri/swasta. 18 lembaga SMP swasta dan 30 MTs swasta masih harus menggabung ke lembaga lain. Namun sebagai bentuk konfimasi ulang, akan dilakukan sikronisasi data yang berlanjut dengan simulasi serentak.”

Sri Retno Ponconingtyas menambahkan, simulasi serentak UNBK dijadwalkan akan dilaksanakan dua sesi. Untuk sesi pertama dilakukan pada Senin (28/1) sedangkan sesi dua pada Senin (4/2). Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memberikan pilihan kepada setiap SMP/MTs Negeri/Swasta untuk melaksanakan simulasi atau tidak, serta dapat memilih salah satu periode waktu saja. Kemudian satuan pendidikan juga dapat memilih satu atau dua mata ujian saja.

Sementara itu, Ketua Musyawarah Kelompok Kepala Sekolah SMP Negeri Kabupaten Jombang, Alim, M.Pd mengemukakan bahwa persiapan tiap sekolah akan berbeda. Sekolah yang sudah pernah menyelenggarakan UNBK tentu akan lebih banyak memiliki pengalaman dibandingkan yang baru akan melaksanakan.




“Berbeda halnya dengan sekolah yang baru akan melaksanakan UNBK, beragam pertanyaan akan keluar sebagai bentuk kekhawatiran tentang segala kemungkinan permasalahan yang dihadapi ketika berlangsungnya UNBK. Sehingga perlu untuk melakukan antisipasi. Diantaranya perlu mendalami sistem dan prosesnya,” jelas Alim. 

Ditambahkan oleh Alim, bahwa secara kuantitas, masih banyak sekolah yang memubutuhkan pendampingan pelaksanaan. Sehingga koordinasi sangat penting serta harus lebih intensif terhadap sekolah yang baru melaksanakan UNBK begitu halnya dengan beberapa instansi terkait. Seperti sekolah yang sudah melaksanakan dan yang akan menjalankan UNBK.

“Sekolah yang baru melaksanakan UNBK bisa saja mengirimkan operatornya untuk magang atau menggali informasi dengan praktik bersama. Sehingga seluruh sekolah akan menjadi gayung bersambut menjalankan proses UNBK,” ucap pria yang diberi amanah untuk pindah tugas sebagai Kepala SMP Negeri 1 Jombang tersebut.

Oleh karenanya pihaknya bersama rekan kepala sekolah se Kabupaten Jombang meningkatkan komunikasi serta koordinasi yang lebih baik antara warga sekolah dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat. Sehingga berjalan dengan lancar mulai dari persiapan hingga pelaksanaannya nanti. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama