Ketua Pimpinan Cabang (PC) IPNU Jombang, Haidar Ishomuddin menyatakan bahwa IPNU dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) Jombang berkomitmen untuk mendorong dan mempelopori gerakan virus membaca pada semua lini. Mendorong peran aktif lembaga pers dan penerbitan milik IPNU-IPPNU untuk lebih banyak menggelar kegiatan literasi misalnya dengan mengadakan bedah buku dan kemah kepenulisan yang bisa diikuti oleh semua orang.
 
JOMBANG – Hampir satu dekade, dunia literasi Indonesia disuguhkan beragam data yang menunjukkan bahwa indeks minat baca dan tingkat melek literasi di Indonesia tergolong rendah. Survei dari salah satu perguruan tinggi di Amerika Serikat tentang negara dengan tingkat melek literasi, Indonesia berada pada urutan ke 60 dari 61 negara yang disurvei. Kemudian sensus dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 85,9 persen orang Indonesia lebih memilih menonton televisi, 40,3 persen mendengarkan radio dan 23,5 persen membaca koran. Hingga data statistik United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang menunjukkan bahwa indeks minat baca di Indonesia hanya 0,001 persen atau hanya ada 1 orang saja yang memiliki minat baca dari 1000 orang yang ada.

Dari data-data tersebut, Jombang Student Research (JSR) yang merupakan program besutan dari Badan Student Crisis Center (BSCC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jombang pun ingin melakukan riset yang sama namun dengan responden yang lebih spesifik yakni peserta didik di Kabupaten Jombang.

Direktur BSCC IPNU Jombang, Wira Surya menjelaskan bahwa riset dilakukan selama November 2018, dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data dilakukan melalui e-kuesioner dengan teknik simple random sampling. Responden terdiri atas 363 orang dari 21 kecamatan dengan persentasi 53,4% perempuan dan 46,6% laki-laki. Sementara dari tingkatan pendidikan 55,9% berasal dari perguruan tinggi, 32% SMA, dan 12,1% SMP.

Hasilnya didapatkan bahwa hanya sebesar 36,1% peserta didik menjawab bahwa mereka gemar membaca, sementara 60,6% menjawab kadang-kadang dan sisanya sebesar 3,3% menjawab tidak gemar membaca. Sementara sumber bacaan terbesar yang digemari oleh peserta didik adalah buku dilanjutkan dengan internet kemudian komik (cerita bergambar). Koran menjadi sumber bacaan yang paling tidak diminati oleh responden.

“Dari hasil ini bisa dilihat bahwa minat membaca di kalangan peserta didik di Jombang pun masih dikategorikan rendah. Sementara tren sumber bacaan juga mulai bergeser pada platform digital meski buku juga masih mendominasi. Sehingga perlu adanya penguatan serta program yang bisa mendorong peserta didik di Jombang untuk membaca,” ujar Wira Surya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang (PC) IPNU Jombang, Haidar Ishomuddin menyatakan bahwa IPNU dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) Jombang berkomitmen untuk mendorong dan mempelopori gerakan virus membaca pada semua lini. Mendorong peran aktif lembaga pers dan penerbitan milik IPNU-IPPNU untuk lebih banyak menggelar kegiatan literasi misalnya dengan mengadakan bedah buku dan kemah kepenulisan yang bisa diikuti oleh semua orang. Menyediakan media untuk mengakomodasi karya para kader IPNU-IPPNU dan peserta didik Jombang serta merangkul komunitas untuk turut mendukung gerakan literasi.

“Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi perhatian sekaligus bahan masukan kepada seluruh pihak diantaranya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, DPRD, hingga Bupati Jombang dalam peningkatan minat baca generasi muda saat ini. Karena kedepannya Indonesia akan dihadapkan pada hajat Indonesia Emas 2045 yang tentunya akan diisi oleh generasi yang saat ini masih mengenyam pendidikan di berbagai tingkat,” urai Haidar. fitrotul aini.
أحدث أقدم