Aktivitas literasi di Perpustakaan SMK Sultan Agung 1 Tebuireng. (Rabitha)


DIWEK –
Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku satuan pendidikan. Seiring kemajuan teknologi informasi mengakibatkan arus informasi begitu cepat dan menjadi tantangan bagi satuan pendidikan untuk mampu menerbitkan dan memanfaatkan buku sebagai karya serta rujukan ilmu pengetahuan. Hal itulah yang tengah diupayakan di SMK Sultan Agung 1 Tebuireng Diwek.

Kedepannya selain konsisten menerbitkan buku juga didukung dengan program budaya literasi di satuan pendidikan seperti pembiasaan membaca buku, menulis, mengikuti lomba literasi hingga mengembangkannya ke arah media teknologi informasi.

Kepala SMK Sultan Agung 1 Tebuireng Diwek, Muhammad Rofi’udin, S.Pd.,M.M. menyampaikan bahwa sebenarnya gerakan aktif literasi di satuan pendidikan yang terletak di Jalan Irian Jaya No. 55-B Tebuireng ini sejak awal berdirinya satuan pendidikan. Selain menjadi salah satu misi yayasan juga sebagai bukti bahwa satuan pendidikan tak hanya memiliki fasilitas perpustakaan saja meliankan memiliki program hingga produk literasi original.

Baca Juga: Mengapa AC Bahaya Bagi Paru-paru? Begini Penjelasannya!

Muhammad Rofi’udin mengatakan bahwa gerakan literasi di SMK Sultan Agung 1 Tebuireng Diwek kemudian berkembang tak hanya sebatas di dalam ruang perpustakaan saja yang juga sudah terkoneksi secara digital lantaran dilengkapi dengan peranti komputer. Namun juga terbentuknya tim literasi yang diantaranya adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.



“Aktifitas literasi yang relevan dengan mata pelajaran berjalan dengan baik lantaran peserta didik secara berkala membuat naskah yang dikumpulkan pada sistem bank karya. Diantaranya adalah karya fiksi seperti cerita pendek, novel, puisi, drama dan komik, sementara karya non fisik laiknya laporan ilmiah, jurnal dan esai,” Ujar Muhammad Rofi’udin yang juga memiliki hobi membaca itu.

Muhammad Rofi’udin, S.Pd.,M.M. (Rabitha)

Guru Bahasa Indonesia sekaligus Pembina Ekstrakurikuler Jurnalistik, Muhammad Imam Taufiq, S.Pd. menerangkan bahwa lambat laun bank karya tersebut kian banyak menampung karya peserta didik. Selanjutnya pada tahun 2017 kepala satuan pendidikan mencetuskan program ekstrakurikuler jurnalistik untuk mengubah kumpulan karya terbaik dan terpilih menjadi sebuah produk buku yang diantaranya adalah majalah, antologi puisi, antologi cerpen, cerita islami dan narasi laporan praktik.

Peserta didik saat menulis dan menyunting naskah buku. (Rabitha)

Muhammad Imam Taufiq mengatakan, “Ekstrakurikuler jurnalistik diikuti sekitar 20 peserta didik. Kegiatan yang dilakukan dua kali dalam satu minggu tersebut meliputi membuat ide tulisan, reportase berita, menulis naskah hingga proses penyuntingan. Menariknya kepala satuan pendidikan juga terjun langsung sebagai editor, menentukan ide terbitan buku hingga merumuskan jadwal terbitan buku. Yaitu dalam satu semester harus menerbitkan satu buku karya dan satu jurnal majalah yang bekerjasama dengan Program Gelis Bermaen besutan Pengawas Pembina Drs. H. Suyono, M.M dan penerbit Universitas Negeri Malang.”

SMK Sultan Agung 1 Tebuireng menjalin kerjasama dalam menerbitkan buku dengan Universitas Negeri Malang. (Rabitha)


Kepala satuan pendidikan yang akrab disapa Pak Udin itu memungkasi bahwa kedepannya selain konsisten menerbitkan buku juga didukung dengan program budaya literasi di satuan pendidikan seperti pembiasaan membaca buku, menulis, mengikuti lomba literasi hingga mengembangkannya ke arah media teknologi informasi. Diantaranya adalah multimedia editing visual, media sosial dan website sebagai wadah berkarya peserta didik.

Reporter/Fotot: Rabitha Maha

Judul Buku Hingga Tahun 2023:


1. Jurnal Siswa tahun edisi, 1, 2,3,4

2. Antologi Cerpen Petala Kata

3. Antologi Puisi Jejak Goresan Pena

4. Antologi Cerpen Islami, Pelangi Selepas Hujan

5. Karya Ilmiah, Narasi Dua Bahasa Laporan PKL.
أحدث أقدم