Peserta didik saat mengolah bahan pembelajaran. (Donny)


NGORO – Dua tahun berselang pasca diterapkannya Asesmen Nasional (AN) oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Literasi dan Numerasi menjadi salah satu isu krusial yang menyita banyak perhatian satuan pendidikan. Sebabnya, hasil implementasi Literasi dan Numerasi dijadikan tolak ukur dalam memotret kualitas pembelajaran dalam Rapor Pendidikan (RP).

Pada prinsipnya tak semua topik dapat diintegrasikan ke aspek penguatan Numerasi. Dalam hal ini, sebelum menentukan topik yang bisa masuk ke implementasi Numerasi, guru wajib mengidentifikasi karakteristik pembelajaran yang sesuai dengan pokok ide dan tiga tahapan Numerasi.

Kepala SMP Negeri 2 Ngoro, Wiwik Astutik, M.Pd. mengakui, bahwa hasil Literasi dan Numerasi sebagai salah satu tolak ukur mutu pembelajaran hari ini, tak lepas dari kompetensi guru. Terutama saat menerjemahkan serta mengimplementasi konsep pembelajaran berbasis Literasi dan Numerasi.

Baca Juga: Tips Sederhana Sepatu Tidak Bau Setelah Basah Kehujanan

Wiwik Astutik menjabarkan,“Oleh karenanya, berangkat dari hasil RP SMP Negeri 2 Ngoro, hasil Numerasi masih perlu dikuatkan. Berbeda dengan hasil Literasi yang sudah optimal. Adapun rinciannya, akumulasi Numerasi SMP Negeri 2 Ngoro berdasarkan AN, masuk dalam kategori sedang. Lewat kategori ini, capaian Numerasi yang ditempuh peserta didik di level daerah berada di angka 48,8%. Guna mendongkrak capaian Numerasi kedepannya, melalui Workshop Penguatan Literasi dan Numerasi pada (14/9) lalu, tindak lanjutnya akan diwujudkan dalam refleksi, supervisi pembelajaran Literasi Numerasi dan dampaknya ke peserta didik. Bilamana metode ini belum berdampak maka akan dilanjutkan ke tahapan In House Training untuk menguatkan fondasi ilmu dan praktik guru dalam memaknai pembelajaran Literasi dan Numerasi.”



Sementara itu Komite Pembelajaran SMP Negeri 2 Ngoro, Lailin Nadjah, S.S. menambahkan, prinsip dasar Numerasi sendiri tak terpaku pada konsep matematik. Akan tetapi, melingkupi seluruh mata pelajaran dan topiknya yang dapat diterjemahkan dengan konsep Numerasi.

“Sebagai contoh, ketika pembelajaran Bahasa Inggris dengan topik yang mengandung nilai dan karakteristik penalaran melalui angka, maka ini dapat dijadikan pembelajaran. Sama halnya, sewaktu di ilmu Geografi yang memuat soal statistik data penduduk, juga sama esensinya dengan pembelajaran Numerasi. Sehingga pemahaman seorang guru ihwal Numerasi ini harus luas dan jeli, terutama menemukan topik pembelajaran yang selaras dengan tujuan Numerasi,” ujar Lailin Nadjah.

Wiwik Astutik saat menyampaikan sambutan workshop Penguatan Literasi dan Numerasi (ist) 

Narasumber pada Workshop Penguatan Literasi dan Numerasi sekaligus Pengawas Pembina SMP Negeri 2 Ngoro, Abdullah Syifa, M.Ed. mengatakan, pada prinsipnya tak semua topik dapat diintegrasikan ke aspek penguatan Numerasi. Dalam hal ini, sebelum menentukan topik yang bisa masuk ke implementasi Numerasi, guru wajib mengidentifikasi karakteristik pembelajaran yang sesuai dengan pokok ide dan tiga tahapan Numerasi. Diantaranya, tahap mengetahui, menerapkan, lalu menalar. Apabila ketiganya masuk dalam suatu topik, maka sah hukumnya untuk dilakukan pembelajaran Numerasi.

Reporter/Foto: Donny Darmawan
أحدث أقدم