Ditengah keterbukaan zaman, langkah apa yang harus dilakukan agar masyrakat kian mempercayakan pendidikan anaknya ke lembaga sekolah?  Selain standar sarana dan sistem pendidikan, tentu upaya membangun opini positif (baca; branding) menjadi strategi yang harus kian diperhatikan. Bagaimana tahapannya?

KUDU – Pagi itu di utara pasar Tapen, tepatnya di SDN Bakalan Rayung nampak tenda, kursi  dan panggung ditata apik. Sejumlah peserta didik berpakaian sorjan dengan menggenggam Kekehan dan selanjutnya memainkan tarian unik. Ternyata suasana meriah ini dalam rangka meramaikan peluncuran branding 14 SD di wilayah utara Brantas, tepatnya di Kecamatan Kudu. Bertema Menyemai Seruni, Memantulkan Prisma mewujudkan Sekolah Impian, acara juga dihadiri Plh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Abdul Majid, S.Psi., MM.


Dalam sambutannya, Pendamping Pengawas Satuan Pendidikan Kecamatan Kudu, Siti Juwariyah, M.MPd. menyampaikan ada 13 SD Negeri dan 1 SD Swasta di Kudu yang semangat melakukan branding SERUNI. Perempuan yang baru tiga bulan menempati jabatannya ini mengatakan akronim PRISMA sebagai tahapan branding SERUNI meliputi Pemetaan, Rancang, Identifikasi, Sinkronisasi, Momentum dan Aksi.


“Tujuan branding ini menciptakan ekosistem pendidikan yang holistik. Pelaksanaan PRISMA juga dilengkapi dengan pendampingan dan indikator. Misalnya tahap pemetaan dilakukan melalui wawancara untuk menangkap nilai keunikan, potensi lokal, dan tantangan sekolah masing-masing. Juga pada tahap rancang, telah dilakukan workshop dua kali secara bersama-sama untuk brainstroming terkait slogan, logo, media, konsep branding,” ujar perempuan berhijab ini, (30/7).


“Peluncuran branding ini adalah bagian dari momentum sebelum aksi nyata. Sehingga telah juga dilakukan identifikasi dan kurasi konsep visual dan narasi dalam alat branding seperti poster, banner, video, maskot dan sebagainya,” imbuh perempuan yang hobi menulis ini.


Sementara itu, Abdul Majid saat memberikan sambutan mengaku kagum atas kerjasama jajarannya di kecamatan Kudu. Program branding SERUNI dinilai sejalan dengan program Kementrian Pendidikan saat ini.


“SERUNI yakni Sehat, Edukasi Digital, Ramah Anak, Unggul Nilai Budaya Lokal, dan Islami cocok dengan program pemerintah seperti halnya Tujuh Kebiasaan Anak Hebat.  Luar biasa juga kearifan lokal diangkat dalam branding sekolah di wilayah Kudu ini,” ucap Abdul Majid disambut tepuk tangan hadirin.


 Branding ini dapat terlihat hasilnya sekitar dua tahun kedepan. Dengan latar belakang beragam dari kondisi anak dan sekolah, maka kemandirian harus menjadi perhatian penting. Maka Kearifan lokal diharapkan dapat membentuk karakter anak yang kuat dan adaptif seperti saat generasi baby boomer mampu menjawab tantangan zaman,” imbuh Abdul Majid.


Pria berkacamata ini juga mewanti agar program branding SERUNI tidak hanya berjalan sesaat.


“Pemetaan, strategi dan analisis tentu sudah dikuasai oleh setiap Kepala Sekolah. Tinggal bagaimana memadukan langkah tim kerja menghadapi potensi masalah. Sehingga SERUNI dan PRISMA tidak berjalan setengah hati dan seperti tukang cukur, semua dikerjakan sendiri oleh pimpinan,” pungkas Abdul Majid.


Diakhir kegiatan, seluruh peserta kegiatan melakukan pelepasan balon ke udara sebagai tanda dimulainya aksi branding di Kecamatan Kudu. –  Berita selengkapnya baca di Majalah Suara Pendidikan edisi cetak, diterbitkan sertiap bulan. Langganan  disini !  

Reporter: Arief F. Budiman

أحدث أقدم