Beberapa jenis burung kicau menjadi primadona pecinta burung. Love Bird salah satu jenis burung pemakan biji-bijian yang sedang naik daun di kalangan penghobi.

JOMBANG, MSP – Beberapa jenis burung kicau menjadi primadona pecinta burung. Hanya saja beberapa tahun terakhir, ada satu jenis burung pemakan biji-bijian yang sedang naik daun di kalangan penghobi. Burung itu tergolong dalam paruh bengkok, yaitu Love Bird.

Burung yang memiliki nama lokal burung cinta itu termasuk salah satu jenis dari sembilan spesies Genus Agapornis, yakni burung berukuran kecil antara 13 hingga 17 sentimeter dengan berat sampai 60 gram. Setiap negara memiliki Love Bird dengan ciri fisik berbeda, dapat dilihat dari corak dan ukuran masing-masing.

“Memang secara umum, di Indonesia banyak yang melihat dengan membedakan garis lingkar pada bagian mata. Ada yang menyebut Non Klep berarti garis lingkar di bagian mata tipis dan ada juga yang garis lingkarnya tebal disebut Klep (berkacamata),” imbuh salah satu pengurus Komunitas Pecinta Love Bird Jombang, M. Mufid Anjana Yuaizy.

Jenis Non Klep lebih kaya akan variasi warnanya, tetapi untuk durasi kicaunya kalah dengan jenis Klep. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya. Setelah banyak burung import masuk ke daratan Indonesia, burung cinta berkacamata mulai menunjukkan kualitasnya. Banyak perlombaan bertajuk Beauty Contest yang menilai dari segi proporsi burung, baik perpaduan warna, kesempurnaan fisik, hingga tingkah laku burung pun masuk penilaian.

Penghobi harus benar-benar memahami karakter burung dan bagaimana cara perawatannya. Sebenarnya perawatan unggas satu ini terbilang sangat mudah, hanya ketersediaan makanan serta minuman harus terkontrol agar tidak kehabisan.

Dalam melatih mental supaya siap berlaga, burung harus sering dilatih bersama sesama penghobi agar terbiasa berkicau dengan durasi panjang. Terlebih, apabila sudah berdurasi panjang ditambah warna burung tergolong pada jenis grade tinggi, maka harganya pun akan melambung.

Ada sedikit perbedaan perawatan jika penghobi menginginkan burung pintar peliharaan mereka berkicau dengan durasi panjang. Pemilik burung harus melakukan serangkaian perawatan intensif, dari pemandian rutin setiap pagi, pemberian masteran dari suara burung yang telah dalam kondisi siap tanding, pemilihan racikan makanan unggul, hingga burung diolahragakan pada kandang luas.

Sedangkan perawatan bagi pecinta warna terbilang lebih sederhana. Terpenting adalah pemberian makan harus memerhatikan takaran nilai gizinya, supaya tidak terlalu gemuk ataupun kurus. Karena penilaian Beauty Contest lebih mendetail pada keproporsionalan burung.

“Saat perlombaan tidak hanya burung berlabel import yang mampu memenangkan perlombaan, burung lokal dengan kesiapan fisik mumpuni pun bisa mengalahkan label burung luar negeri,” imbuh pria yang kerap disapa Aan itu.

Biji-bijian favorit burung paruh bengkok ini pun memudahkan pemelihara, sebab tidak memerlukan protein hewani seperti burung kicauan lain. Kesehariannya kita hanya mengecek ketersedian makan serta minumnya saja dan jangan lupa membersihkan kotorannya supaya terhindar dari penyakit.

“Satu lagi yang perlu diperhatikan dari burung ini adalah bagaimana kita memegangnya, karena paruhnya berbentuk bengkok membuat gigitannya semakin sakit,” tutup pria paruh baya asal Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek ini. fakhruddin
Lebih baru Lebih lama