Masyarakat masih kerap membuang sampah di sembarang tempat yang lama-kelamaan mengakibatkan penyumbatan saluran air. Ditambah semakin banyaknya limbah pabrik di aliran sungai memperkuat terjadinya musibah banjir ketika musim hujan tiba.

PETERONGAN, MSP – Kepedulian terhadap lingkungan menjadi suatu kegiatan pokok tetapi kerap diabaikan sebagian kelompok orang. Sampah berserakan akhirnya menjadi satu pemandangan rutin tatkala berada di suatu tempat, baik di keramaian ataupun lingkup kehidupan sehari-hari. Penyebabnya tidak lain berasal dari sebagian orang yang masih belum bisa memposisikan dirinya sebagai makhluk sosial dan dampaknya melibatkan kehidupan masyarakat lainnya.

Masyarakat masih kerap membuang sampah di sembarang tempat yang lama-kelamaan mengakibatkan penyumbatan saluran air. Ditambah semakin banyaknya limbah pabrik di aliran sungai memperkuat terjadinya musibah banjir ketika musim hujan tiba. Perlu penyadaran serta penindakan lebih lanjut terhadap pihak terkait untuk peduli lingkungan agar kualitas lingkungan lebih sehat.

Oleh sebab itu SMA Darul Ulum 3 Peterongan yang berada di lingkup Pondok Pesantren Darul Ulum mengadakan acara bertajuk Kuliah Umum dengan menghadirkan seorang peneliti lingkungan dari Hanze University of Applied Sciences Groningen, Belanda, yakni Profesor Floris Boogaard. Di acara tersebut narasumber mengajak para peserta didik berkontribusi secara langsung melakukan konservasi air dan climate di lingkungan kehidupan sehari-harinya.

Profesor Floris Boogaard memaparkan alasan kedatangannya saat memberikan materi, “Keadaan lingkungan di Belanda pada tahun 1990 sangatlah buruk melebihi Indonesia, banjir selalu menggenangi kampung kami. Tetapi berkat kerja keras serta edukasi tentang pentingnya memelihara kondisi lingkungan terhadap masyarakat, tepat di tahun 2016 lingkungan hidup di sana sudah membaik 180o. Oleh sebab itu saya beserta tim riset kami mengelilingi dunia melakukan riset terhadap keadaan lingkungan di seluruh dunia.”

Sewaktu memaparkan materi, narasumber memberikan tahapan-tahapan ketika melakukan riset. Mulai dari hal sederhana menganalisa kondisi air beserta kandungan-kandungannya, sampai pada akhirnya mendapatkan hasil penelitian bisa dipergunakan dalam menentukan langkah lebih lanjut dengan benar tanpa adanya salah satu pihak yang dirugikan.

Dari data tersebut, masyarakat bisa mengetahui sumber-sumber penyebab pencemaran lingkungan. Baik dari limbah pabrik, sampah rumah tangga ataupun benda asing lain bisa terdeteksi dan sesegera mungkin dilakukan pencegahan. Sehingga banjir beserta musibah lain bisa dihindari maupun diminimalisir.

“Acara yang dilaksanakan di salah satu ruang gedung sekolah itu diikuti 300 peserta didik dan seluruh warga sekolah SMA Darul Ulum 3. Narasumber akan mengadakan program berkelanjutan di akhir tahun 2018 dengan datang kembali serta mengajak peserta didik langsung terjun melakukan konservasi di sungai sekitar pesantren,” ungkap guru sekaligus moderator Kuliah Umum di SMA Darul Ulum 3 Peterongan, Dini Fitriyani.

Peserta didik, tambah Sofi salah satu peserta Kuliah Umum, sangat menunggu kembali kehadiran narasumber untuk menerapkan materi pada Kuliah Umum kali ini. Setidaknya dengan bertindak secara langsung bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar, tidak hanya berupa obrolan semata saling tuduh siapa pelakunya. fakhruddin
Lebih baru Lebih lama