Seduhan kopi unggulan khas Jombang, mulanya hanya berkisar antara 3 ribu rupiah pergelasnya. Kini dengan gaya seduh seperti kafe di perkotaan besar, harga di setiap gelasnya bisa naik beberapa kali lipat bahkan mencapai 15 ribu rupiah.

BARENG, MSP – Kepopuleran Kabupaten Jombang sebagai salah satu penghasil kopi dan buah durian dengan cita rasa tersendiri sudah terkenal hingga ke beberapa pelosok daerah. Hanya saja, buah manis hasil penjualan kedua hasil bumi tersebut belum sepenuhnya dirasakan oleh para petani maupun penggiat kopi di desa. Hal itu dikarenakan masih minimnya varian olahan masing-masing produk unggulan masyarakat Jombang.

Berangkat dari alasan di atas wana wisata edukasi yang dulunya berperan sebagai pusat pelatihan para petani, yakni Bale Tani Serning Banjaragung, Bareng, mengadakan satu acara besar bertajuk ‘Durian Food Festival’ dengan tujuan memberikan wawasan baru kepada masyarakat untuk menyeduh kopi serta mengenalkan olahan lain pada buah durian agar memiliki nilai jual lebih.

Seduhan kopi unggulan khas Jombang, mulanya hanya berkisar antara 3 ribu rupiah pergelasnya. Kini dengan gaya seduh seperti kafe di perkotaan besar, harga di setiap gelasnya bisa naik beberapa kali lipat bahkan mencapai 15 ribu rupiah. Keadaan serupa juga berlaku pada buah durian. Rasa khas durian dengan rasa pahit manis sudah menjadi bekal berharga sebagai olahan makanan, bisa seperti kolak, brownis, bahkan minuman berbahan dasar durian sangat diminati masyarakat.

“Melalui event seperti ini, secara tidak langsung akan membuka pasar baru bagi para petani. Sehingga petani bisa menghasilkan bahkan menjual produk baru bernilai ekonomis tinggi dari apa yang telah dipanen,” ujar salah satu owner Bale Tani, Memet ketika ditemui di salah satu booth tempat pengolahan kopi.

Tidak hanya mengenai cara pengolahannya saja, di sini pengunjung juga diajari mengenai cara memilih buah durian maupun biji kopi dengan kualitas unggulan. Tujuannya para petani dan pengunjung yang hadir bisa menjual hasil panennya sesuai pengelompokan menurut kualitas masing-masing. Sehingga tidak ada kerugian bagi penjual maupun pembeli.

Acara berlangsung selama 2 hari pada tanggal (10-11/2). Selama acara berlangsung, pengunjung disuguhkan pertunjukan musik langsung dari penyanyi lokal serta wahana-wahana bermain dengan latar pemandangan hamparan sawah. Fasilitas yang ada semakin mendukung pengunjung segala usia untuk menyimak langkah dalam mengolah masing-masing hidangan, tanpa harus khawatir akan buah hati mereka merasa bosan.

Pengunjung begitu antusias dalam mengikuti acara, terlihat dari beragamnya usia masyarakat yang hadir. Baik tua muda ikut hadir meramaikan gelaran. Fasilitas dan segala pengisi menjadi daya tarik tersendiri dari semua kalangan.

Owner lain Balai Tani, Yana mengungkapkan, “Selain edukasi mengenai primadona Kabupaten Jombang, acara ini diselenggarakan sebagai salah satu peresmian lokasi wisata baru dalam lingkungan yang sama. Yaitu Bale Sawah, berlokasi di sebelah Bale Tani.” fakhruddin
Lebih baru Lebih lama