Bonsai atau penzai adalah istilah yang digunakan untuk seni tradisional Jepang dalam pemeliharaan tanaman atau pohon dalam pot dangkal, dan apresiasi keindahan bentuk dahan, daun, batang, dan akar pohon, serta pot dangkal yang menjadi wadah, atau keseluruhan bentuk tanaman atau pohon.

JOMBANG, MSP – Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang. Menekuni hobi merupakan suatu hal yang lumrah dikerjakan. Hobi pun dapat bermacam-macam jenis kegiatannya semisal dengan bermain musik, melukis, memelihara hewan peliharaan, atau memelihara tanaman. Salah satunya adalah bonsai.

Bonsai atau penzai adalah istilah yang digunakan untuk seni tradisional Jepang dalam pemeliharaan tanaman atau pohon dalam pot dangkal, dan apresiasi keindahan bentuk dahan, daun, batang, dan akar pohon, serta pot dangkal yang menjadi wadah, atau keseluruhan bentuk tanaman atau pohon. Bonsai juga dapat diartikan dengan tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas.

Salah seorang pecinta bonsai di Jombang adalah H. Imam Purnomo, S.Pd. Ia telah menggeluti hobi memelihara bonsai sejak tahun 2000 silam. Berawal dari melihat pameran bonsai yang diadakan di Stadion Jombang. Lantaran tertarik, pria yang akrab disapa Imam ini kemudian membeli tanaman bonsai pertamanya pada kisaran harga 10-15 ribu rupiah.

“Setelah itu, saya mulai menekuni bonsai dengan belajar secara otodidak. Saling berbagi ilmu melalui komunitas Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI), mencari informasi dari internet, mengikuti pelatihan, hingga menghadirkan peranting (pelatih dalam membuat bonsai) untuk diambil ilmu dan cara-caranya dalam membentuk bonsai yang bagus,” urai Imam Purnomo.

Pria yang juga berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris di SMKN 2 Jombang ini menambahkan, meskipun memelihara bonsai terlihat mudah nyatanya ketika digeluti justru tidak semudah yang dibayangkan. Untuk memelihara bonsai, seseorang paling tidak harus memahami ilmu botanical (pertanian) karena setiap pohon memiliki cara pemeliharaannya masing-masing.

Beri Nutrisi

Ketika memelihara bonsai, mulai dari tahap pemilihan bibit, media penanaman, proses perantingan, hingga pemberian nutrisi tambahan setiap pohon memiliki perlakuan berbeda-beda. Seperti pohon serut (Streblus asper) yang harus mulai ditanam pada musim penghujan pada media pasing sungai. Di awal penanamannya harus ditutup seluruhnya lebih dulu dengan plastik. Berbeda dengan pohon gula gemantung yang setelah mendapatkan bibitnya, dibiarkan dulu selama enam bulan dengan hanya rutin menyiraminya. Baru ketika kambium batangnya menutup, pohon bisa mulai ditanam pada media tanam. Bagitu pula dalam proses perantingan (pembentukan batang dan ranting pohon bonsai dengan bantuan kawat) juga tidak bisa dilakukan sembarangan.

“Dalam memelihara bonsai yang diperlukan adalah ketekunan dan ketelatenan karena bonsai adalah seni hidup yang akan terus berkembang sehingga harus dikawal jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini seperti merawat seorang anak,” ujar Imam Purnomo.

Imam lantas memberikan tips kepada pemula yang ingin memulai hobi bonsai. Menurutnya, modal utamanya adalah harus suka terlebih dahulu. Jika sudah suka, mulai perdalami ilmunya karena bonsai memerlukan pengetahuan yang luas. Setelah itu, baru mulai mencoba untuk melakukan perawatan. Jangan ambisius untuk menginginkan bonsai langsung terlihat bagus dan menarik, karena rata-rata bonsai baru terlihat polanya dalam minimal tiga tahun perawatan.

“Namun jika sudah terjun masuk dan menekuni hobi ini, dapat dipastikan akan kecanduan. Disamping itu, hobi ini memiliki prospek bisnis yang cukup menjanjikan. Jadi bisa mendapatkan penghasilan juga dari hobi yang ditekuni,” kekeh Imam Purnomo. fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama