Harapan bagi semua pihak (terutama guru dan peserta didik) manakala sekolah memiliki anggaran cukup untuk dapat melengkapi semua sarana pembelajaran, tidak harus menjadi kendala untuk dapat mewujudkan sebuah proses pembelajaran yang baik, oleh karena itu saya memilih menggunakan potensi alam sebagai alat pembelajaran IPA berbasis lingkungan.

Dyah Sulistyowati Hidayat, S.Pd*)

Ketika dituntut untuk melaksanakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif dan Menyenangkan (Paikem), ternyata sebagian guru masih ada yang merasa gundah dan mengalami kesulitan. Bayangan mengenai banyaknya kendala untuk menerapkan pembelajaran tersebut segera memenuhi benak mereka. Dari terbatasnya sarana pembelajaran, banyaknya waktu yang tersita, sudah terlanjur nyaman dengan metode ceramah dan berbagai alasan lainnya.

Harapan bagi semua pihak (terutama guru dan peserta didik) manakala sekolah memiliki anggaran cukup untuk dapat melengkapi semua sarana pembelajaran, tidak harus menjadi kendala untuk dapat mewujudkan sebuah proses pembelajaran yang baik, oleh karena itu saya memilih menggunakan potensi alam sebagai alat pembelajaran IPA berbasis lingkungan. Sesuai visi sekolah kami SDN Sentul I Tembelang yaitu “ Berprestasi, Berakhlak Mulia dan Berbudaya Lingkungan.”

Menurut saya sebagai guru kelas IV yang mengacu Kurikulum 2013 (K13), pembelajaran apa saja yang berbasis lingkungan sangatlah menyenangkan bagi peserta didik. Betapa tidak, dengan pemandangan panorama di luar kelas yang sejuk , kita dapat belajar berbagai ilmu yang kita dapat kan dari lingkungan alam semesta tersebut dengan menikmati udara yang segar di sana.

Alangkah menyenangkan tatkala para peserta didik saya giring keluar kelas dan dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA di sekitar sekolah yang rindang dan sejuk dengan memanfaatkan potensi alam. Bagaimana tidak, mereka nampak merasakan keindahan dan kesejukan alam sekitar menimbulkan kesejukan pula otak mereka untuk berpikir, sehingga pembelajaran ini tidak membosankan dan tidak monoton selalu di dalam kelas. Sambil mengamati dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru secara berkelompok, mereka terdorong untuk benar-benar menikmati pembelajaran tersebut. Pembelajaran itu mengenai :

a. Mengenal Tanaman Obat Merawat, Cara membuat dan Kegunaannya. (Tema 3 KD 3.1 ,4.1 dan 4.8) Kebetulan di sekolah kami membudidayakan tanaman kudu dan tanaman toga lainnya. Dengan cara menghaluskan mengkudu di bawah pohon mengkudu dengan menggunakan blender, guru menerangkan kegunaan buah mengkudu secara global dan peserta didik diberi tugas mencari di internet kegunaan buah mengkudu secara berkelompok. Alhasil, mereka lebih tahu cara menghaluskandan kegunaan mengkudu untuk kesehatan.

b. Percobaan mengidentifikasi sifat- sifat bunyi merambat melalui udara, zat cair, dan benda padat dengan menggunakan gelas plastik bekas air mineral yang dihubungkan dengan benang kasur, sedangkan untuk mengidentifikasi benda cair dengan menggunakan ember,air,batu koral dan corong kecil. (Tema 1 KD 3.6 dan 4.6)

c. Memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya. Dengan mengamati sawah, peserta didik mampu menjawab pertanyaan tak tertulis dari guru,

1. Mengapa padi dikonsumsi rakyat Indonesia ?

2. Dimana padi tumbuh dengan subur dan kapan?
Pada saat guru memetik sehelai tanaman padi, peserta didik mengamati dan terinspirasi membuat pertanyaan :

3. Jenis tanaman apa padi tersebut?

4. Sebutkan fungsi tanaman padi untuk hewan dan manusia dari biji, daun, akar sampai batang? Mereka menjawab dengan tepat dengan pengamatan (real education).

Akhirnya saya sebagai guru memberi penguatan bahwa Indonesia memiliki beragam tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan pokok. beberapa di antaranya beras (padi), sagu, dan singkong adalah tumbuhan yang merupakan sumber daya alam hayati yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Tumbuhan sebagai sumber daya alam tentunya perlu dijaga keberadaannya.

d. Ada pula membuat pupuk kompos. Semua itu berhubungan langsung dengan lingkungan.(Tema 3 KD 3.8 dan 4.8)

Membuat pupuk kompos tidaklah terlalu sulit, kebetulan di sekolah kami ada komposter, jadi pada mulanya kita beri tong komposter itu tanah/ pasir, diatasnya diberi sampah daun-daun kering,lalu diatasnya lagi diberi kapur untuk fermentasi dari sampah tersebut,kemudian diberi tanah, diatas tanah diberi lagi sampah organik/daun-daun kering dan terus diulang-ulang urutannya, Maka para peserta didik lebih paham dan sangat terkesan oleh kegiatan tersebut.dan sebagai guru saya memberi penguatan bahwa pembuatan pupuk kompos bisa juga dikerjakan dirumah, bahannya sama yaitu tanah, kapur dan sampah dapur seperti kulit bawang merah/ putih, sayur-sayuran atau daun pisang dan sebagainya.

Nah setelah 3 bulan dibuka, maka jadilah pupuk kompos yang dibutuhkan oleh tanaman-tanaman disekitar sekolah atau rumah, sehingga tanaman-tanaman tersebut menjadi subur tanpa biaya mahal.

Pembelajaran yang menyenangkan dan berbasis lingkungan memang diperlukan kemauan kuat untuk berubah dan memulai berinovasi dalam pembelajaran oleh guru. Dan perlu dipahami bahwa pembelajaran yang baik tidak selalu ditandai dengan kondisi kelas yang tenang, dengan peserta didik yang duduk diam, dengan bangku dan kelas yang tertata rapi. Namun pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berlangsung secara dinamis dengan melibatkan peserta didik secara aktif. Bukan permasalahan jika kelas menjadi berserakan, karena pembelajaran harus dilakukan dengan melibatkan kegiatan kelompok yang harus merubah posisi bangku. Juga bukan masalah jika kelas harus kosong karena peserta didik sedang belajar diluar kelas. Yang terpenting adalah pembelajaran yang berlangsung melalui sebuah perencanaan pembelajaran yang baik.

Dari hasil analisa saya apabila pembelajaran apa saja di luar kelas atau berbasis lingkungan, maka saya mempunyai kesimpulan sebagai berikut :

1. Guru lebih mudah merancang agar peserta didik lebih terlihat aktif dalam pembelajaran.

2. Sikap peduli lingkungan dapat ditanamkan melalui pembelajaran berbasis lingkungan.

3. Mendorong tumbuh kembangnya kreatifitas peserta didik.

4. Pembelajaran berlangsung dalam suasana yang dinamis dan menyenangkan sehingga peserta didik semakin bersemangat dan berkesan.

Demikian artikel saya semoga bermanfaat bagi para pendidik, peserta didik dan di waktu yang akan datang saya mencoba untuk pelajaran lain berbasis lingkungan.

*) Guru Kelas IV SDN Sentul I Tembelang
Lebih baru Lebih lama