Meskipun Mulok Keagamaan tidak masuk dalam mata pelajaran utama yang diajarkan di sekolah, namun Mulok Keagamaan sangat berpengaruh pada perilaku anak sehari yang juga berhubungan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sehingga guru Mulok Keagamaan pun tetap harus meningkatkan kemampuan dan kompetensinya.

MOJOWARNO – Saat kegiatan pembelajaran di kelas guru memegang peran penting dalam keberhasilan peserta didik memahami materi yang diajarkan. Berbagai teknik dan metode dapat diterapkan oleh guru untuk mendukung kesuksesannya dalam menyampaikan materi.

Untuk semakin mengasah keterampilan serta menambah ilmu, Kelompok Kerja Guru Muatan Lokal (Mulok) Keagamaan Islam (KKG MKI) Kecamatan Mojowarno setiap dua bulan sekali menggelar pertemuan rutin. Dalam setiap pertemuan, KKG MKI Kecamatan Mojowarno selalu berusaha untuk menghadirkan narasumber yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ditemui ketika pembelajaran Mulok Keagamaan berlangsung.

Pada pertemuan yang berlangsung pada Senin (19/11) sekitar duapuluh orang guru MKI Kecamatan Mojowarno mengikuti pertemuan yang membahas mengenai pembuatan media pembelajaran. Mengundang Juara II Inovasi Pembelajaran (Inobel) Nasional 2017, Kiki Ratnaning Arimbi, S.Pd. Hasilnya para guru tersebut antusias selama mengikuti rangkaian kegiatan.

Selama sesi materi, perempuan yang mengajar di SDN Banyuarang I Ngoro itu tidak terlalu banyak menyampaikan teori atau penjelasan, melainkan segera mendorong peserta untuk membuat media pembelajaran. Terbagi dalam lima kelompok para guru yang biasa mengajarkan materi keagamaan ini berkreasi menciptakan media pembelajaran dari berbagai bahan yang sudah dipersiapkan seperti pelepah pohon pisang dan stick es krim.

“Membuat media pembelajaran itu harus ces pleng atau bisa langsung mengarahkan peserta didik memahami materi yang akan diajarkan. Selain itu media pembelajaran juga harus mampu mengambil perhatian peserta didik karena hadirnya media adalah agar fokus pada materi pembelajaran,” jelas Kiki Ratnaning Arimbi.

Perempuan yang akrab disapa Kiki itu juga menambahkan jika guru menyimpan sebuah ‘kunci penyelesaian’ pada media pembelajaran, seharusnya itu hanya diketahui oleh guru saja peserta didik jangan sampai mengetahuinya karena itu akan membuat peserta didik lebih fokus pada pengerjaan sesuai kunci namun tidak memahami materi secara menyeluruh.

Salah satu guru Mulok Keagamaan Islam, M. Machrus Irsam berpendapat bahwa pemberian materi semacam ini membawa nilai positif khususnya bagi guru untuk mempermudah penyampaian materi pada peserta didik agar mudah dipahami. Pengetahuan serta wawasan guru juga semakin bertambah banyak dan luas.

“Kami jadi memiliki banyak cara untuk membuat peserta didik tidak jenuh,” ungkap M. Machrus Irsam.

Sementara itu Ketua KKG MKI Kecamatan Mojowarno Agus Siswoyo menyebutkan pemberian beragam materi dalam pertemuan rutin KKG MKI dirasakan sangat penting meski materi Mulok Keagamaan lebih banyak tentang praktik ibadah namun di beberapa materi seperti hafalan dan Baca Tulis Alquran (BTQ) memerlukan metode lain. Misalnya mengenai keberadaan media pembelajaran yang diharapkan bisa memudahkan peserta didik membaca ataupun menghafalkan ayat atau surat Alquran yang diajarkan.

Disamping itu, Agus Siswoyo juga mengatakan bahwa meskipun Mulok Keagamaan tidak masuk dalam mata pelajaran utama yang diajarkan di sekolah, namun Mulok Keagamaan sangat berpengaruh pada perilaku anak sehari yang juga berhubungan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sehingga guru Mulok Keagamaan pun tetap harus meningkatkan kemampuan dan kompetensinya.

“Tugas guru Mulok Keagamaan yang mirip penjaga gawang yang secara penuh membimbing peserta didik untuk menjalankan kegiatan keagamaan sehari-hari sekaligus tuntutan untuk ikut mencari penyelesaian permasalahan yang saat ini sangat bervariasi membuat guru Mulok Keagamaan juga untuk selalu berkembang dan tidak kalah dengan guru mata pelajaran lain,” tutup Agus Siswoyo. fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama