Andaikan kegiatan seperti itu sudah dibiasakan, maka dengan sendiri karakter peserta didik akan terbentuk. Perlu diketahui juga bahwa membentuk karakter itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Chicilia, Adit, dan Rahmat*)


Sekarang ini karakter murupakan pondasi utama dalam menangkal geliat negatif dari perkembangan zaman. Kenyataanya tidak dapat ditolak atau dihindari perubahan yang ada sehingga wajib menguatkan karakter generasi muda Indonesia.

Secara pengertian karakter adalah watak, sifat atau akhlak serta kepribadian yang membedakan antar individu lainnya. Dapat dikatakan juga sebagai keadaan sebenarnya yang membedakan individu satu dengan lainnya.

Selain lingkungan keluarga dan masyarakat, dan sekolah memiliki andil kuat dalam menanamkan karakter sejak dini. Hal itu lantaran sebagian besar waktu seorang anak dihabiskan di sekolah. Oleh karena itu, sekolah itu sudah ibarat tempat penggemblengan dalam membina karakter seseorang anak atau peserta didik.

Sekolah sudah bukan lagi berorientasi mencetak angkatan yang unggul dalam bidang akademis saja, melainkan kematangan karakter pun mesti menjadi perhatian utama. Tentunya karakter yang diharapkan menuju ke arah sisi positif kehidupan manusia serta disesuaikan dengan kebutuhan zamannya. Caranya pun dapat dilakukan dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang memiliki nilai plus terhadap kehiduapan peserta didik serta bisa berupa program yang sudah direncanakan beradasarkan konteks permasalahan yang timbul di suatu kelompok atau masyarakat.

Pelaksanaan pembiasaan sehari-hari ini bisa bekerjasama dengan keluarga maupun masyarakat. Selain itu pendidikan karakter tidaklah berjalan sendiri-sendiri, sebaliknya harus beriiringan dan berkelanjutan supaya hasil yang diharapkan dapat tercipta.

Mulai peserta didik bangun pagi hingga bersiap menuju sekolah. Harus dibiasakan dengan kegiatan yang baik. Diantarnya merapikan tempat tidur, menjalankan Salat Subuh, mempersiapkan buku pelajaran yang akan di bawa, pakaian seragam, sarapan tepat waktu, hingga berpamitan dengan orang tua.

Kalau dilihat memang sangat sederhana, tidak tampak sebuah kegiatan yang besar. Tetapi jika dimaknai dengan penuh kesungguhan, sebenarnya ada yang sedang dipelajari oleh peserta didik. Diantarnya kedisiplinan, kemandirian, kesadaran akan kepentingan diri sendiri dan orang lain, serta menghargai sekaligus hormat kepada orang tua.

Andaikan kegiatan seperti itu sudah dibiasakan, maka dengan sendiri karakter peserta didik akan terbentuk. Perlu diketahui juga bahwa membentuk karakter itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Lantaran karakter tak ubahnya kepribadiaan seseorang seperti yang dijelaskan di atas. Butuh waktu dan konsistensi agar dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan.

Kembali pada pembiasaan kegiatan sehari-hari. Melalui bangun pagi tepat waktu anak akan disiplin terhadap hidupnya. Baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Sementara merapikan tempat tidur ialah praktik bertanggungjawab. Mengapa demikian? Tempat tidur yang diguankan peserta didik tidur semalam suntuk mungkin berubah menjadi berantakkan. Disitulah letak tanggungjawabnya untuk mengembalikan ke kondisi sediakala. Sedangkan mempersiapkan buku pelajaran yang dibawa serta pakain seragam menunjukkan upaya membangun kedisiplinan. Kalau terbiasa disediakan oleh orang tua atau asisten rumah tangga, sekarang peserta didik mulai melakukan sendiri. Awalnya pasti sulit atau tidak rapi, tapi jika tidak dilatih sedari dini selanjutnya tetap saja tidak akan bisa. Berikutnya bisa dilanjutkan di sekolah, dari datang tepat waktu, mengerjakaan tugas, menjaga tutur kata terhadap teman serta guru, tertib, dan tidak melanggar aturan yang sudah dibuat oleh sekolah.

Demikian pun sewaktu terjun di lingkungan masyarakat, walaupun lebih banyak bentuk pengimplementasian dari pelajaran dan pemgalaman yang telah diterima di rumah dan di sekolah tetap bisa mengais pelajaran dari kondisi yang sangan tergeneralisasi. Peserta didik dapat membangun kepekaan sosial solidaritas dengan memotret kondisi lingkungan yang ada. Sementara yang kalau program yang direncanakan laiknya penguatan wawasan kebangsaan atau pendalaman ilmu keagamaan. Manfaatnya tidak lain menagkal adanya arus ideologi yang berupaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dari dalam.

*) Reporter Majalah Suara Pendidikan.
Lebih baru Lebih lama