“Maka untuk mempersiapkan anak didik yang siap menempuh pendidikan berjenjang, menerapkan empat pilar pendidikan. Diantaranya belajar mengetahui, belajar berbuat, belajar hidup bersama dan belajar menjadi seseorang.” - Kepala TK Nusa Indah, Suparmi, S.Pd.-

SUMOBITO – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi pilihan untuk suatu menunjang perkembangan dan pembentukan karakter anak. Mencakup pada sikap (attitudes), perilaku (behaviour), motivasi (motivations) dan keterampilan (skils) yang mampu dilakukan secara rutin. Hal itu karea karakter anak didik mampu terbentuk melalui kebiasaan, sikap yang diambil dalam menghadapi keadaan, dan setiap kata yang diucapkan kepada orang lain.

Seperti Taman Kanak-Kanak (TK) Nusa Indah, Plosokerep, Sumobito yang berdiri sejak 1984 ini hadir mendorong perkembangan anak didik. Di antaranya adalah mengenalkan anak dengan dunia luar, menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, meningkatkan komunikasi dengan kemampuan bersosialisasi, mengolah keterampilan, kreativitas serta potensi yang dimiliki dan menyiapkan anak didik memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Kepala TK Nusa Indah, Suparmi, S.Pd. menjelaskan, “Maka untuk mempersiapkan anak didik yang siap menempuh pendidikan berjenjang, lembaga memilih untuk menerapkan metode empat pilar pendidikan menurut UNESCO. Meliputi belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan sesuatu (learning to do), belajar menjadi sesuatu (learning to be), dan belajar hidup bersama (learning to live together). Sehingga mampu dirumuskan kedalam pembelajaran sembilan ‘K’ yakni ketaqwaan, kerindangan, keindahan, keamanan, ketertiban, kenyamanan, kebersihan, keterbukaan dan ketauladanan selama 150 menit.”

Suparmi, selaku kepala TK menjelaskan jika pembelajaran yang diterapkan di lembaga binaannya tersebut menitik beratkan terhadap pendidikan karakter. Hal itu sejalan dengan visi TK Nusa Indah yakni, Bermain dan Bertaqwa, Berbudi Pekerti yang Luhur dan Berprestasi.

Menurut Ketua Yayasan, Sri Daruretno, S.Pd. “Berlandaskan pada visi kami, setiap hari anak didik sebelum memulai pembelajaran selalu diberikan materi menghafal dengan bernyanyi seperti menghafal surat pendek, asmaul husna, syahadat, nama wali dan malaikat. Berlanjut dengan menghafal Pancasila, struktural pemerintahan Indonesia, mendefinisikan lambang Negara Indonesia melalui menyanyi bersama dan setiap hari selalu berulang dengan pemilihan materi secara bergantian.”

Sri Daruretno menambahkan, setiap Jumat Legi seluruh staf lembaga bersama dengan anak didik dipandu oleh orang tua wali melakukan istigosah. Di hari Jumat anak didik juga diwajibkan melakukan infaq sebagai bentuk solidaritas berbagi kepada sesama yang lebih membutuhkan. Rangkaian kebiasaan inilah yang nantinya akan terus berguna saat sudah memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD).

Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua IGTKI Kabupaten Jombang ini juga menyatakan, pada usia lembaga yang sudah memasuki 34 tahun ini, masih terus mempertahankan kualitasnya. Saat ini tercatat sebanyak 45 anak didik yang terbagi atas kelas A sebanyak 22 anak dan kelas B 23 anak. Beberapa program ditawarkan untuk masyarakat terutama calon orang tua wali yang memiliki anak usia dini, salah satunya adalah beasiswa gratis menikmati pendidikan. Mulai dari seragam, tas, buku dan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Tetapi perlu menjadi catatan bahwa kuota yang diberikan hanya terbatas empat anak didik. Melalui ketentuan masyarakat yang memiliki ekonomi tidak mampu dengan bukti surat keterangan dari pemerintah daerah atau desa. chicilia risca

Daftar prestasi dalam satu tahun terakhir :

Juara I Karnaval tingkat kecamatan

Juara I Tari tingkat kecamatan

Juara harapan II Lomba Mengarsir tingkat kabupaten
Lebih baru Lebih lama