“Tujuan dari segala upaya adalah untuk meluruskan cerita sejarah yang sebagian besar tidak diketahui generasi muda ataupun bahkan orang tua sekalipun. Demikian juga keberadaan sampul buku menampilkan secara jelas bentuk sebenarnya dari bendera Laskar Hizbullah, bukan seperti yang ada di adegan sebuah film Indonesia beberapa waktu lalu.” -Mochamad Faisol-.

DIWEK – Tidaklah sepenuhnya benar apabila ada anggapan giat literasi di Kota Santri sedang dilingkupi awan mendung seperti musim penghujaan saat ini. Hal itu lantaran semakin mudahnya akses memperoleh buku serta bermunculan beragam media guna menulis. Baik melalui sosial media, blog, ataupun aplikasi tertentu yang disediakan telepon pintar.

Selaiknya yang ditunjukkan Muchammad Faisol, seornag penulis buku Jejak Laskar Hizbullah Jombang. Begitu tekun dan rajin melakukan sebuat bentuk riset kecil dari mendatangi narasumber, memastikan kebenaran informasi, hingga proses pencatatan. Kemudahan dia dapatkan saat menelusur data di dunia maya. Selain melengkapi informasi yang dibutuhkan, juga memastikan kebenaran akan data yang diperoleh. Maklum saja buku yang disusun ini tergolong sebagai buku sejarah sehingga lebih banyak berkutat tentang data.

Buku yang bercerita tentang perjuangan para santri dalam meraih kemerdekaan Bangsa Indonesia ini mampu menarik rasa penasaran masyarakat Jombang. Banyak komunitas berkeinginan untuk melakukan acara bedah buku tersebut, salah satunya yakni Unit Pers Ma’had Al-Jami’ah Universitas Hasyim Asy’ari Cukir, Diwek.

Acara yang berlangsung pada (28/11) itu tidak hanya membahas mengenai isi buku tentang cerita sejarah Laskar Hizbullah Jombang saja, tetapi juga mengenai teknik beserta usaha penulis dalam mengumpulkan data-data pendukung. Terlebih di masa peperangan kala itu tentu sedikit yang mampu mengabadikan dalam bentuk dokumen tulisan ataupun foto. Sehingga proses pengumpulan data perlu dilakukan secara bertahap dengan serangkaian riset membandingkan berbagai informasi dari sejumlah sumber. Alhasil penulis membutuhkan waktu yang terbilang lama yakni lima tahun.

Laki-laki lulusan Universitas Darul Ulum Jombang ini menuturkan, “Tujuan dari segala upaya adalah untuk meluruskan cerita sejarah yang sebagian besar tidak diketahui generasi muda ataupun bahkan orang tua sekalipun. Demikian juga keberadaan sampul buku menampilkan secara jelas bentuk sebenarnya dari bendera Laskar Hizbullah, bukan seperti yang ada di adegan sebuah film Indonesia beberapa waktu lalu.”

Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam itu sukses menggugah perasaan keingintahuan santri putra dan putri Pesantren Mahasiswa (Pesma) tersebut mengenai dunia jurnalistik dan sejarah pergerakan Laskar Hizbullah Jombang. Berkaca pada kegiatan ini, pengurus harian Ma’had Al-Jami’ah Universitas Hasyim Asy’ari, Ahmad Fakhruddin, F.I, M.Th.I., akan menyelenggarakan acara serupa secara rutin setiap beberapa minggu sekali.

“Harapannya, semoga para santri dapat memperkaya wawasannya di bidang jurnalistik serta tidak berhenti berkarya karena di zaman serba teknologi, sudah tidak ada batasan bagi santri untuk berkembang. Berbagai informasi juga sudah tersedia, sekarang kembali kepada pribadi masing-masing tentang cara memanfaatkannya,” ujar Ahmad Fakhruddin. fakhruddin
Lebih baru Lebih lama