Terlepas dari kentalnya kegiatan keagamaan yang dilakukan, SDN Kesamben II Ngoro, Jombang ini juga memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi.
 
NGORO – Sekolah sebagai lembaga penyedia serta penyelenggara jasa pelayanan pendidikan selain berdasarkan pada standar pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar pun turut memengaruhi kebijakan serta program yang ditetapkan. Mekanisme pembelajaran hingga beragam jenis kegiatan penunjang pengembangan diri anak akan disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat sekitar.

Hal tersebut dialami oleh SDN Kesamben II Ngoro. Berada di sekitar lingkungan masyarakat mayoritas muslim yang taat membuat sekolah yang berdiri sejak tahun 1976 ini menambah porsi muatan keagamaan. Didukung serta adanya Muatan Lokal (Mulok) Keagamaan yang dilaksanakan sejak tahun pelajaran 2016/2017 semakin meyakinkan untuk mengoptimalkan kegiatan keagamaan.

“Setiap pagi, sebelum pelajaran dimulai seluruh peserta didik membaca surat-surat pendek bersama. Saat istirahat, akan Salat Dhuha. Saat Dhuhur tiba, melaksanakan Salat Dhuhur berjamaah. Tidak hanya salat wajibnya saja, namun salat sunah qobliyah dan ba’diah juga dilakukan. Kemudian setiap hari Jumat Legi pagi akan melakukan istigasah, yasin, dan tahlil bersama,” jelas Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SDN Kesamben II Ngoro, Jaenab, S.Pd.I.

Tidak hanya kegiatan harian, setiap satu bulan sekali di hari Sabtu dan Minggu peserta didik kelas IV hingga VI juga diberikan tambahan kegiatan keagamaan. Para peserta didik didampingi guru-guru akan menginap bersama di sekolah dan melakukan beragam kegiatan seperti membaca Alquran bersama, tahlil, dan salat malam (Salat Tahajud, Tasbih, Hajat) berjamaah beserta dengan doa-doanya. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan pada peserta didik sekaligus membiasakan beribadah sedari dini


“Tanggapan anak-anak bahkan wali peserta didik sangat baik terhadap program ini. Bahkan jika kegiatan ini tidak kunjung dilakukan, peserta didik akan menanyakan kapan kegiatan dilaksanakan kembali,” tutur Kepala SDN Kesamben II Ngoro, Yosina Nilawati Tenmury, S.Pd.

Terlepas dari kentalnya kegiatan keagamaan yang dilakukan, sekolah yang beralamat di Jalan Bromo 44 Kesamben, Ngoro, Jombang ini juga memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi. Ekstrakurikuler pramuka dan dramben bisa menjadi pilihan bagi peserta didik untuk menyalurkan bakat.

“Rencananya kami akan menambah ekstrakurikuler qiraah dan banjari. Namun kami belum bisa memaksimalkan pengembangan ekstra di bidang olah raga karena sejak SD berdiri, kami belum pernah memiliki guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) sendiri.” ujar Yosina Nilawati Tenmury.

Disamping berharap dapat memiliki guru Penjaskes sendiri, pihak sekolah juga berharap bisa mendapatkan bantuan untuk membangun ruang kelas baru. Untuk kegiatan pembelajaran jumlah rombel masing kurang satu sehingga peserta didik kelas I terpaksa belajar di gedung perpustakaan.

“Selain itu, posisi sekolah yang lebih rendah dibanding jalan dan sawah yang ada di belakang membuat sekolah kerap mengalami banjir hingga selutut saat musim hujan tiba. Semoga ada bantu
an atau jalan keluar untuk menangani hal ini,” harap Yosina Nilawati Tenmury. fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama