Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMP Kabupaten Jombang menggelar Pelatihan Grafologi, dan Counseling Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Diikuti oleh sembilanpuluh peserta yang merupakan gabungan dari guru BK SMP negeri/swasta, pelatihan ini mengundang ahli grafologi nasional sebagai narasumbernya.

JOMBANG – Sekolah merupakan lembaga yang turut berpengaruh dalam pembentukan pola pikir dan kepribadian peserta didik kedepannya. Dalam prosesnya, para guru yang bertugas sebagai fasilitator, pembimbing, dan orang tua harus memahami sekaligus mengarahkan peserta didik sesuai dengan kepribadiannya.

Untuk bisa mengarahkan peserta didik sesuai dengan kepribadiannya, maka guru khususnya guru Bimbingan Konseling (BK) harus memiliki ilmu dalam membaca serta menganalisis kepribadian seseorang. Dalam ilmu psikologi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membaca karakteristik dan kepribadian seseorang. Diantaranya dengan mengamati kebiasaan yang dilakukannya, misalnya cara jalan, makan, berjabat tangan, hingga selera pemilihan pakaian. Selain itu, ada hal lain yang juga lumrah digunakan untuk membaca atau menganalisis kepribadian seseorang yakni melalui tulisan dan tandatangan.

Mewadahi kebutuhan keilmuan tersebut, pada Senin (7/10) bertempat di Aula 1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMP Kabupaten Jombang menggelar Pelatihan Grafologi, dan Counseling Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Diikuti oleh sembilanpuluh peserta yang merupakan gabungan dari guru BK SMP negeri/swasta, pelatihan ini mengundang ahli grafologi nasional sebagai narasumbernya.

Baca Juga :
Menemukan Hikmah di Sekolah

Grafologi merupakan metode analisa kepribadian atau permasalahan individu melalui goresan tangan seperti tulisan yang cukup panjang dalam bentuk deskriptif. Bentuk tulisan dapat menunjukkan karakter sesungguhnya dari seseorang.

Grafolog Nasional sekaligus narasumber pelatihan Endro Ari Santoso, CHA., CH., CHt. Mengatakan bahwa Guru BK dapat memanfaatkan metode ini untuk memahami kakteristik tiap peserta didik. Sehingga bisa ditentukan juga mengenai bagaimana mengatasi masalah peserta didik sesuai kebutuhan yang dihadapi. Karena bentuk solusi yang berikan kepada setiap keluhan dan masalah tentunya akan berbeda.

“Selanjutnya ialah seorang guru BK mampu menerapkan teknik terapinya dari hasil analisa tersebut kepada setiap peserta didik. Tahapan selanjutnya potensi yang terpendam dari peserta didik akan terlihat pula,” ungkap Endro Ari Santoso.

Endro Ari Santoso lantas menambahkan bahwa kualitas analisa juga bergantung pada sampel yang diambil. Sampel yang dinilai ialah sampel yang cukup memenuhi syarat, misal saja penelusuran tulisan minimal duapuluhlima baris tulisan atau sama dengan tigaperempat tulisan dalam kertas ukuran A4 disertai dengan nama, tanggal lahir. Sebab penting juga untuk mengetahui usia peserta didik. Inti dari sampel itu terletak di tengah tulisan.

Pria yang sering dipanggil Endro ini juga menambahkan, sampel yang diambil keseluruhan lima baris, yang diambil pada tiga lokasi berbeda yakni satu baris di awal tulisan, tiga baris di tulisan tengah, dan satu baris di akhir baris.


“Hal ini berarti sampel tulisan yang diambil juga perlu dipelajari dengan baik, sehingga mendapat data yang akurat. Perubahan secara psikologi tulisan seseorang tersebut tak secara cepat berubah, contoh tulisan saat itu akan berlaku siklusnya hingga tiga bulan atau maksimal enam bulan selanjutnya. Sehingga acuan dari analisa tersebut mampu dipakai hingga batas waktu tersebut,” tutur pria bertubuh tegap itu saat pemaparan materi.

Selain menggunakan tulisan tangan, metode lainnya juga bisa melalui tanda tangan. Tanda tangan juga mampu mendeskripsikan kepribadian individu tersebut dalam sosialnya.

“Hal tersebut diartikan sebuah identitas diri, dan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain melalui goresannya. Satu contoh bahwa seseorang itu ingin menunjukkan dirinya sebagai seorang yang pemberani. Cukup dengan menampilkan tanda tangan yang besar dan tajam. Termasuk tulisan nama pada daftar hadir,” ungkap Endro Ari Santoso.

Berdasarkan pada penjelasan materi inti, jika ditelusuri seseorang atau setiap individu belum mengenal dirinya. Mayoritas ekpetasi tentang dirinya tampak berbeda dengan kenyataan yang ada dalam dirinya sendiri yang dihadapi kini. Mengulas rangkuman materi tersebut, Endro Ari Santoso menjabbarkan ketika mengenal dirinya sendiri, maka akan mudah untuk mengatasi permasalahan pada dirinya secara tepat. Sehingga nantinya akan memiliki manajemen konflik, dan memiliki potensi yang besar dalam pengembangan diri. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama