JOMBANG – Kegemaraan saat kecil melihat film superhero, kartun, hingga game membuat jadi inspirasi ketika dewasa guna membuat action figur tersebut. Hal itu yang menjadi alasan Rudi Hermawan Oktapriyanto, selain mampu membuat action figure sebagai koleksinya ternyata bapak tiga anak ini juga melengkapinya dengan diorama sebagai latarnya.

Berawal dari semakin banyaknya koleksi action figure yang dimiliki, pria berkacamata ini akhirnya melengkapinya dengan diorama. Selain guna penataan agar semakin menarik, tentu untuk semakin mempertegas keberadaan koleksinya tersebut. Lantaran tiap action figur memiliki cerita dengan latar yang berbeda-beda.

“Diorama sendiri mewakili benda-benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau suatu adegan. Dapat diartikan pula sebagai menangkap satu adegan dalam suatu waktu tertentu. Diorama menampilkan beberapa jenis pemandangan lengkap dengan objek di dalamnya. Tampilan objek dan action figure seolah melakukan interaksi semakin terlihat hidup merupakan aspek terpenting dari membangun sebuah diorama,” jelas Rudi Hermawan Oktapriyono.

Baca Juga: Menatap Masa Depan dengan Menjaga Kelestarian


Kecintaannya terhadap diorama dimulai saat dirinya duduk di bangku SMP. Namun saat itu hanya sebatas kagum akan keindahan yang disuguhkan dari sebuah diorama. Barulah ketika di jenjang perkuliahan Rudi Hermawan Oktapriyono mulai membuat diorama sendiri dengan dipadukan beberapa koleksi action figurenya.

“Mulai kuliah saya membuat diorama. Kebetulan juga waktu itu saya mengambil jurusan arsitektur, jadi membuat desain bangunan-bangunan sudah menjadi makanan setiap hari. Biasanya kami juga diberi tugas membuat Maket (bentuk tiruan gedung, kapal, pesawat terbang, dan sebagainya). Dari bahan-bahan sisa Maket tersebutlah saya mulai membuat diorama,” terangnya ketika ditemui di rumahnya.

Laki-laki yang kerap disapa Oppy ini tidak hanya sekedar membuat landscape diorama saja, ia juga bisa membuat action figure berukuran mini beserta gedung, kendaraan, hinga pernik kecil lainnya. Bahan yang digunakan yaitu benda yang mudah ditemukan sehari-hari.

“Bahan-bahannya yang mudah dijumpai seperti kawat, pvc board, pasir, kardus, serbuk kayu. Namun ada juga bahan yang khusus dibuat pabrikan dan dijual di toko-toko diorama. Tetapi untuk di Indonesia sendiri masih jarang, jadi harus beli online. Tetapi itu masih bisa diakali dengan membuat sendiri sesuai kekreatifan pembuatnya,” tambahnya sambi tertawa.

Diorama paling booming di hampir seluruh dunia saat ini yaitu berukuran perbandingan 1/87. Ukuran yang sangat kecil itu, laki-laki yang gemar memasak itu ternyata tetap mampu membuat dengan detail sekaligus memukau. Ia tidak sembarangan ketika memutuskan membuat suatu objek, biasanya dirinya akan riset atau bertanya kepada ahli dalam bidang objek yang akan dibuatnya.

Kerumitan serta kedetailan tersebutlah yang membuat Rudi Hermawan Oktapriyono menyukai akan diorama. Waktu yang panjang dalam membuat diorama, kesulitan membuat bentuk, bahkan mencari bahan yang jarang pun rela dia hadapi demi membuat perasaan senang dalam hatinya. Baginya mendapat kesenangan hati tersebut jika dioramanya buatannya sesuai dengan konsep yang ada dipikirannya.

“Sampai saat ini sebenarnya tidak banyak diorama yang sudah saya buat. Mungkin masih sekitaran di angka puluhan saja. Kalau yang ada di rumah hanya ada enam saja, lainnya sudah dibeli sama orang. Pernah dulu diikutkan pameran dan Alhamdulillah mendapat juara,” ungkapnya.

Reporter/Foto: Aditya Eko P.
Lebih baru Lebih lama