PETERONGAN - Semua pasti pernah memasak dan menyantap sayur lodeh. Makanan berbahan dasar nangka muda (Jawa: Tewel) ini memang sangat menggugah selera.

Selain rasanya yang memang pekat, ketika sudah menjadi Blendrang karena sering dihangatkan dalam kurun beberapa hari, justru menciptakan cita rasa tak tertandingi.

Salah satu penyedia makanan yang muncul kisaran abad ke 16-17 yang paling mantap di lidah adalah warung milik Bu Nur di Desa Mancar, Kecamatan peterongan. Meski terbilang makanan sederhana, namun sayur lodeh Bu Nur sudah bertahan hingga tiga generasi.

Selain bumbu menggunakan pelbagai bahan rempah, juga diolah menggunakan tangan secara langsung. Aneka bumbu itu tidak dihaluskan menggunakan mesin penggilingan. Tak kalah perlu diperhatikan adalah cara memasak nangka muda sebagai sayur utama.

Dulu, warung ini buka pukul 01.00 WIB untuk santapan para pedagang di Pasar Peterongan, namun seiring berjalannya waktu, pelanggan bukan lagi dari kalangan pedagang. Tapi masyarakat luas di Kota Santri. Sehingga jam buka dimajukan mulai pukul 22.00 WIB hingga ludes sekitar pukul 02.00 WIB.

Kenikmatan sayur lodeh Bu Nur bertambah sempurna. Karena selain nangka muda, ada bahan lain yang dipadukan. Dari tahu dan tempe bosok (Jawa: Busuk) hingga aneka rupa lauk sebagai pendamping kala melahapnya.

Selain bumbu menggunakan pelbagai bahan rempah, juga diolah menggunakan tangan secara langsung. Aneka bumbu itu tidak dihaluskan menggunakan mesin penggilingan. Tak kalah perlu diperhatikan adalah cara memasak nangka muda sebagai sayur utama. Karena, jika sampai keliru, nangka yang diolah justru menjadi keras dan tidak lumer memenuhi indra perasa.

Baca Juga: Kampus Merdeka Pembelajaran Lebih Cepat dan Efisien

Benar saja ketika sekali menyuap, rasanya tak ubahnya mak nyes. Hal itu karena ketika menggigit nangka muda, kuah yang terendam didalamnya keluar dan sangat kuat rasanya. Persis masakan khas orang-orang dahulu dengan cara memasak tradisional.



Apalagi alas penyajian menggunakan daun pisang, makin menguatkan aroma yang merasuk ke rongga hidung. Menambah daya pikat untuk segera mencicipinya. Belum lagi pilihan lauk yang banyak, mulai daging, babat, usus, hati, dan limpa. Semuanya, semakin menggoda gairah untuk segera merasakan sendiri kenikmatan sayur lodeh Bu Nur.

Tak usah khawatir soal harga, untuk kelas jelajah kuliner di Jombang sayur lodeh Bu Nur terbilang murah. Bayangkan seporsi nasi lodeh dan teh hangat dihargai Rp 5 ribu. Jika dilengkapi dengan lauk, maka sepotongnya membayar Rp 5 ribu. Apalagi dengan ukuran relatif besar, dijamin puas bahkan bisa tanduk (baca: Menambah) lagi.

Tidak percaya? Silakan coba saja dan buktikan sendiri.

Reporter/Foto: Aditya Eko P.

Lebih baru Lebih lama