dr. Ali Akbar Firasi* dan dr. Budi Himawan, Sp. U**

Gejala buang air kecil di malam hari sebanyak satu kali atau lebih dalam istilah medis dikenal sebagai nokturia. Dalam kondisi normal, seseorang tidur 6 hingga 8 jam tanpa harus terbangun untuk buang air kecil. Namun, pada penderita dengan gejala nokturia bisa terbangun lima atau enam kali dalam satu malam untuk kencing. Maka dari itu, penderita kondisi ini memiliki kualitas tidur yang kurang baik. Ada beberapa penyakit yang bisa menyebabkan gejala nokturia, salah satunya adalah pembesaran prostat jinak. Nokturia merupakan salah satu gejala dari lower urinary tractus symptoms (LUTS) akibat pembesaran prostat jinak pada pria.

Kelenjar prostat adalah organ reproduksi pria yang terletak pada rongga pinggul tepat di bawah kandung kemih dan mengelilingi uretra, dengan fungsi utamanya adalah mengeluarkan cairan prostat. Kelenjar prostat hanya dimiliki oleh pria. Oleh karena itu, pembesaran prostat jinak hanya dialami oleh pria. Pembesaran prostat ini menyebabkan uretra, saluran yang mengalirkan air kemih keluar dari kemaluan, terjepit dan menyempit. Hal ini menyumbat pembuangan air kemih keluar dari kandung kemih dan diperlukan tekanan lebih besar untuk membuang air kemih.

Pembesaran prostat tidak selalu disebabkan oleh prostat yang sifatnya jinak, tetapi juga bisa disebabkan oleh pembesaran prostat yang sifatnya ganas, dikenal sebagai kanker prostat. Pada penderita kanker prostat, secara umum penderita mengalami penurunan berat badan yang drastis dalam waktu singkat, kencing disertai darah, dan apabila sudah mengalami penyebaran (metastasis) ke otak bisa disertai nyeri kepala, apabila penyebaran kanker sudah sampai ke paru-paru bisa disertai rasa sesak, apabila menyebar ke tulang bisa disertai dengan nyeri tulang bahkan sampai patah tulang.

Peningkatan ukuran prostat yang sangat besar hingga menutup secara total saluran uretra menyebabkan penderita sama sekali tidak bisa berkemih. Air kencing yang terbendung mengakibatkan kandung kemih menjadi penuh, hal ini menyebabkan munculnya rasa nyeri.

Pasien yang mengalami pembesaran prostat, perlu memeriksakan dirinya ke dokter untuk mengetahui apakah pembesaran prostat tersebut jinak atau ganas (kanker prostat) agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Pembesaran prostat jinak yang dikenal sebagai Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dalam istilah medis, merupakan suatu kondisi pada pria ketika kelenjar prostat mengalami pembesaran ukuran tanpa disertai adanya sel kanker. Dengan bertambahnya usia, angka kejadian pembesaran prostat juga meningkat. Sekitar setengah dari semua pria di atas usia 60 tahun mulai mengalami pembesaran prostat jinak. Hampir 80% pria berusia di atas 80 tahun mengalami pembesaran prostat jinak, dan sekitar setengahnya memiliki keluhan dalam berkemih.

Beberapa pria lanjut usia sering mengalami gejala kesulitan saat memulai buang air kecil sehingga harus mengejan, pancaran kencing lemah, di akhir berkemih air kencing menetes, merasa kandung kemih tidak sepenuhnya kosong setelah buang air kecil, ingin berkemih lagi kurang dari 2 jam setelah buang air kecil, dan sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil. Tingkat keparahan gejalanya bisa berbeda pada tiap penderita.


Baca Juga: Kurikulum 2013 SLB Berikan Kesempatan Asah Potensi


Pada sebagian besar pria, prostat akan terus tumbuh seumur hidup. Ketika ukurannya cukup besar, prostat akan menghimpit uretra, yaitu saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih ke lubang kencing. Kondisi inilah yang menyebabkan munculnya gejala tersebut.

Karena pembesaran prostat jinak menyebabkan penderitanya mengejan untuk mulai buang air kecil yang berlangsung berulang-ulang, hal tersebut bisa menyebabkan penderita mengalami hernia. Hernia ditandai dengan melemahnya dinding otot perut yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan dari dalam perut dalam jangka waktu panjang.

Oleh karena itu, pada penderita hernia bisa terjadi keluarnya usus yang menonjol di permukaan perut, lipat paha, dan buah zakar. Tekanan yang meningkat dari dalam perut ini tidak hanya disebabkan oleh kebiasaan mengangkat beban berat, tetapi juga bisa disebabkan oleh sering mengejan saat buang air kecil yang disebabkan oleh pembesaran prostat jinak yang mendesak saluran kencing.

Peningkatan ukuran prostat yang sangat besar hingga menutup secara total saluran uretra menyebabkan penderita sama sekali tidak bisa berkemih. Air kencing yang terbendung mengakibatkan kandung kemih menjadi penuh, hal ini menyebabkan munculnya rasa nyeri. Dalam istilah medis, hal ini dikenal sebagai retensi urin dan merupakan kasus kegawat daruratan.

Terdesaknya saluran kencing akibat pembesaran prostat jinak, menyebabkan adanya sisa air kencing yang tertampung di dalam kandung kemih. Hal tersebut dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri yang bermanifestasi sebagai infeksi saluran kemih dan terbentuknya endapan yang membentuk batu saluran kemih. Selain itu, saluran kencing yang terhambat menyebabkan air seni kembali naik ke ginjal. Hal ini bisa menyebabkan pembengkakan ginjal, bahkan sampai terjadinya gagal ginjal.

Beberapa penatalaksanaan medis dengan menggunakan obat, teknik invasif minimal, dan pembedahan dapat meredakan gejala pembesaran prostat. Teknik yang berbeda untuk mengatasi pembesaran prostat jinak tergantung pada gejala, tingkat keparahan, dan penyakit medis lain yang diderita. Meskipun pembesaran prostat jinak bukanlah suatu penyakit yang mengancam nyawa, namun gejalanya dapat menurunkan kualitas hidup penderita.

*) Dokter Internship RSUD Dr. Soegiri Lamongan

**) Dokter Spesialis Urologi RSUD Dr. Soegiri Lamongan

Lebih baru Lebih lama