SUMOBITO – Suatu daerah dapat dik enal luas oleh masyarakat bukan semata karena potensi yang ada. Melainkan karena memang di buat selaiknya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dengan Festival 1.000 Tari Gandrung. Hal itu pun terjadi di Jombang selain Kenduren Wonosalam yang telah nyaring terdengar, ada pula di Desa Menturo, Kecamatan Sumobito dengan Festival Martabak dan Terang Bulan.

Telatah kelahiran budayawan kondang, Emha Ainun Najib ini memang telah lebih di kenal dulu dengan Pengajian Padang Mbulan seantero negeri ini yang ajek dilakukan hingga kini. Namun selain itu ternyata di sana juga terdapat lebih kurang 300 penjual kudapan dari Yaman, Timur Tengah ini.

Festival Martabak dan Terang Bulan Mentoro lebih kepada perayaan sekaligus perwujudan rasa syukur warga.

Kepala Desa Menturo, Kecamatan Sumbito, Mahfudz Efendi pun membenarkan bahwa banyak warganya yang berjualan martabak dan terang bulan. Bahkan seakan menjadi profesi warisan, baik kakek, anak, dan cucunya pun meneruskan. Sehingga banyak pula yang telah melalang buana di pelbagai daerah di Indonesia untuk berjualan kudapan yang kerap dijajakan pada malam hari ini.

“Akhirnya pada tahun 2018 diikrarkan bahwa Desa Menturo sebagai Kampung Martabak dengan diselenggarakannya festival ini,” ungkap Mahfudz Efendi.

Baca Juga: Festival Literasi SMP Negeri 3 Peterongan Luncurkan 20 Judul Buku


Pada perhelatan tahun ini terpaksa tidak seakbar sebelumnya karena tengah di rundung Covid-19. Sehingga selain di batasi pelaksanaannya hanya sehari saja (14/10), juga pengunjung (baca: undangan) dan penjual pun tidaklah begitu banyak.

Salah satu penjual yang turut ikut serta, Wahyu Antoni pun mengaku senang. Hal ini karena dalam Festival Martabak dan Terang bulan tidak sebagai sebuah kompetisi, melain wujud syukur atas berkah yang telah diberikan oleh Sang Maha Pencipta.



“Para peserta yang ikut di minta untuk memenuhi pembuatan martabak dan terang bulan sekurangnya 130 porsi sampai 150 porsi per meja. Ada sepuluh meja yang dibagi disini dan terdapat 3 sampai 4 penjual yang memasak. Jadi dalam sehari bisa sampai membuat 1.500 porsi,” terang Wahyu Antoni yang biasanya berjualan di Desa Tambar, Kecamatan Jogoroto.

Dari siang para peserta yang notebene warga setempat mempersiapkan bahan bersama-sama. Seperti dari sayuran, daging ayam hingga adonan terang bulan. Begitu acara pembukaan Fetival Martabak dan Terang Bulan di gelar, selanjutnya para peserta memasak hingga semuanya habis.



Menariknya, setelah matang martabak dan terang bulan diantarkan ke setiap rumah warga oleh panitia. Jadi, tak sampai terjadi kerumunan namun kegembiraan yang diharapkan dari tasyukuran ini pun tercapai. Pukul 20.00 WIB semua tuntas dan diakhiri dengan raut wajah lelah tetapi lega.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini

Lebih baru Lebih lama