Agus Dwi Amar Fithra*

Dampak pandemi infeksi Covid-19 banyak sekolah melakukan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau online. Hal itu memaksa semua orang untuk melakukan adaptasi. Dunia pendidikan juga menjadi imbas dari pandemi Covid-19, tetapi aktivitas belajar mengajar harus tetap berlanjut, pembelajaran secara daring selama ini yang digembar-gemborkan menjadi solusi. Akan tetapi, pembelajaran ini tidak semudah yang kita bayangkan.

Sebenarnya konsep pembelajaran daring ini lebih fleksibel, baik soal waktu dan sumber pembelajaran. Konsep pembelajaran daring juga tidak menuntut untuk mengatur kelas. Tugas kita sebagai guru hanya membagikan materi dan tugas, secara otomatis kita memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga.

Akan tetapi, kita tetap memilih konsep pembelajaran secara langsung di kelas. Konsep belajar tatap muka dinilai jauh lebih efektif. Pembelajaran di kelas membuat guru maupun peserta didik bisa berinteraksi sekaligus mendapatkan umpan balik. Kalau ada hal yang tidak dimengerti, peserta didik bisa langsung bertanya dan sang guru langsung menjawab.

Pembelajaran yang dipakai saat ini adalah google classroom, google form, zoom mettings, quizizz, dll. Disesuaikan dengan kebijakan sekolah. Tetapi, tidak semua peserta didik bisa mengakses sesuai dengan harapan kita. Kadang mereka harus bergantian telepon seluler atau laptop dengan orang tua, terkadang ada yang orangtuanya masih kerja, ada juga orangtua dan peserta didik yang gagap teknologi, tidak fasih menggunakan aplikasi, jaringannya sulit, atau terkendala dengan hal-hal yang lain.

Hasilnya jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan, orang tua maupun peserta didik selalu menghubungi melalui WhatsApp, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses peserta didik. Sekolahpun tidak menyerah, sekolah juga mencari alternatif lain dengan medium pembelajaran daring yang paling mudah.

Google classroom adalah solusi yang paling banyak digunakan dengan memberikan satu tautan yang berisi materi pelajaran sekaligus tugas serta batas waktu pengerjaan dinilai lebih bisa mengakomodir kebutuhan orangtua dan peserta didik. Ini sangat membantu untuk penilaian harian. Nilainya pun bisa langsung tersimpan di Google Drive.

Pembelajaran daring mau tidak mau banyak melibatkan orangtua, konsep home learning memungkinkan distraksi bermunculan yang bisa mengganggu fokus anak. Dengan demikian, orangtua perlu menyadari kondisi tersebut. Orangtua, harus bersikap tegas pada anak dengan memberikan jadwal-jadwal tertentu.

Baca Juga: Pandemi Tidak Menjadi Halangan Berliterasi

Harapan dari semua pendidik agar orangtua membiarkan si buah hati untuk belajar memahami pelajaran dan mengerjakan tugasnya sendiri. Bukan berarti orang tua tidak boleh membantu. Boleh saja, asal dalam batas wajar, seperti tidak mengerjakan tugas sekolah anak sepenuhnya.

Banyak peserta didik yang cukup kesulitan memahami pelajaran bukan berarti orangtua jangan memberikan jawaban secara langsung. Selain itu, orang tua dapat mempelajari proses dan gaya pembelajaran anak pada zaman sekarang ada tuntutan mereka harus belajar di rumah.

Tips Mengajar dalam di Masa Pandemi Covid-19

1. Jangan stress
Memang tidak mudah menghadapi masa yang tidak menentu kapan berakhir, masa di mana penuh kebingungan. Untuk itu, yang penting adalah mencoba metode baru yang bisa membuat pembelajaran lebih efektif.

Pada dasarnya, keluar dari zona nyaman memang sangat diperlukan. Selain untuk mencoba hal baru, keluar dari zona nyaman juga mampu memberikan tantangan tersendiri bagi yang melakukannya. Hal ini bisa diterapkan bagi para pengajar di Indonesia, mencoba mencari cara baru untuk mendapatkan pengajaran metode terbaik memang sangat diperlukan.


2. Mencoba untuk membagi kelompok belajar menjadi kelompok kecil.
Biasanya, melakukan penyampaian materi terhadap peserta didik dilakukan di dalam kelas. Satu guru bertugas untuk menerangkan secara langsung tentang semua materi di depan kelas. Namun, di tengah wabah seperti ini, kegiatan tersebut harus dihentikan.

Untuk mengganti cara tersebut para pengajar bisa melakukan pengajaran dengan sistem kelompok kecil. Sehingga dapat membuat sistem belajar mengajar lebih efektif. Selain itu, belajar dalam sistem kelompok kecil juga dapat mengantisipasi kemampuan peserta didik yang tidak sama.


3. Mencoba untuk Project Based Learning
Group project assignment diharapkan para peserta mampu bertanggung jawab tentang tantangan dan kolaborasi mereka untuk bertanggung jawab terhadap tugas mereka. Peserta didik mampu mengampu apa yang sudah menjadi tugas mereka dan dapat terealisasikan dengan baik.

Dalam sistem project based learning ini bisa dikaitkan dengan pembagian kelompok kecil. Sehingga peserta didik mampu bekerja sama dengan teman satu kelompoknya. Harapanya, dengan melakukan pembagian kelompok kecil ini peserta didik juga dapat termotivasi dari teman-temannya yang lain.


4. Alokasikan waktu yang lebih banyak bagi yang tertinggal
Tidak menutup kemungkinan banyak peserta didik yang juga tertinggal di pelajaran. Banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di luar kegiatan sekolah dapat menyebabkan peserta didik tersebut tertinggal. Tidak hanya itu, ketertinggalan materi di sekolah juga disebabkan oleh kemampuan peserta didik yang kurang.

Untuk itu, peran serta orangtua dalam pembelajaran ini juga sangat dibutuhkan bagi para pelajar. Dengan membagi waktu untuk mengajar secara rata, guru dan orangtua diharapkan bisa berkolaborasi untuk mengejar ketinggalan para peserta didik tersebut.


5. Fokus terhadap waktu yang paling penting
Selain melakukan eksperimentasi pada alokasi waktu. Pengajar juga bisa membagi konsep-konsep dasar yang tertinggal. Menggaris bawahi materi yang paling penting inilah diharapkan dapat membantu peserta didik agar mampu mengejar ketertinggalan mereka di sekolah. Selain itu, dengan melakukan hal ini, diharapkan peserta didik juga dapat sukses dalam menghadapi kemampuan yang sudah mereka miliki.


6. Saling interaksi dengan sesama guru
Siapa bilang guru tidak butuh melakukan tukar pikiran terhadap sesama guru. Di masa yang serba membingungkan seperti ini hal itu sangat dibutuhkan. Guru disarankan meminta bantuan sesama guru untuk memberikan timbal balik dalam metode pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas mereka.

Sehingga guru satu dan yang lain bisa melakukan koreksi terhadap pembelajaran yang sudah mereka lakukan. Tidak hanya itu, guru bisa memasuki kelas yang diajar guru lain saat melakukan virtual class. Inilah yang bisa membantu guru agar bisa memiliki inovasi lebih jauh dalam bidang teknologi. Selain itu, metode seperti ini bisa membuat guru bisa menyampaikan materi dengan inovasi baru di kelasnya.
7. Have fun

Mengajar memang tidak mudah, namun di waktu yang seperti ini orangtua dan guru seharusnya bisa melakukan inovasi terbaru untuk melakukan pengajaran terhadap anak-anak mereka. Di masa yang bisa membuat stres seperti ini, peran guru dan orangtua sangat dibutuhkan oleh para peserta didik dalam belajar.

Buatlah pembelajaran yang sangat menyenangkan bagi mereka. Tujuannya tidak lain adalah untuk membuat materi yang disampaikan lebih efektif kepada para peserta didik.

Sumber : “7 Tips Mengajar dari Mas Menteri” Youtube, diunggah oleh Kemendikbud, https://www.youtube.com/watch?v=GS7k6eR1QIs&t=50s

Cara pembelajaran tersebut memang bisa dinilai sangat efektif untuk para peserta didik untuk saat ini. untuk itu, apabila diaplikasikan dengan sangat baik, diharapkan peserta didik mampu menghadapi semua tugas dan materi yang mereka dapat. Semoga dengan adanya kejadian seperti ini, pembelajaran bisa berjalan dengan sangat efektif.

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran selama masa pandemi ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah di sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, peserta didik, orangtua peserta didik dan pihak sekolah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan peserta didik yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin

*) Dapat bersua melalui agusdwiamar@gmail.com

Lebih baru Lebih lama