MOJOAGUNG – Pembelajaran di sekolah tak sekadar mengajarkan anak didik supaya menjadi mampu dan beranjak dari masa sebelumnya. Melainkan ada capaian yang ingin diraih dengan maksimal.

Seperti halnya yang dilakukan oleh TK Muslimat 24 Mojoagung, pembelajaran diarahkan seperti halnya visi, misi, tujuan, serta bentuk dari sekolah. TK yang berada dibawah naungan yayasan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ini pun sejak berdiri pada 1959 sudah menguatkan materi-materi tentang keagamaan.

“Setiap hari anak didik dikenalkan dan dibiasakan untuk membaca doa-doa harian, berbagai jenis salawat, dan surat-surat atau ayat-ayat pendek. Melalui pembiasaan yang berulang-ulang diharapkan anak didik lebih cepat menyerap materi yang diajarkan,” jelas Kepala TK Muslimat 24 Mojoagung, Innani Rohmah, S.Pd.

Wali anak didik berpikir juga mana mungkin mengajarkan ketika di luar sekolah tapi tidak mampu. Akhirnya mereka mau belajar juga, supaya bisa menjadi guru anak-anaknya ketika di rumah.

Agar anak didik kian terbiasa dan lebih cepat menguasai, guru TK Mulimat 24 Mojoagung menerapkan pelbagai strategi pembelajaran. Diantaranya melakukan pembiasaan ketika anak didik masuk kelas maupun akan pulang. Dengan demikian anak didik akan lekas hafal di luar ingatan.

Innani Rohmah mengatakan, “Dari anak didik datang dan akan memulai pembelajaran guru telah membiasakan memberikan materi keagamaan seperti pada jadwal yang ada. Sementara khusus pada hari Sabtu di akhir bulan selalu mengajak wali anak didik untuk turut mengikuti kegiatan pembelajaran buah hatinya.”

Baca Juga: Upacara Virtual Peringati Kemerdekaan Bangsa Indonesia


Diakui juga Guru Kelas B, TK Mulimat 24 Mojoagung, Hj. Bachrotul Ilmiah bahwa ketika melibatkan wali anak didik awalnya mengalami kesulitan. Utamanya ketika menghafal bacaan doa, salawat, serta surat-surat pendek. Namun seiring dengan waktu, akhirnya wali anak didik ikut belajar juga dan akhirnya hafal dengan sendirinya.



“Wali anak didik berpikir juga mana mungkin mengajarkan ketika di luar sekolah tapi tidak mampu. Akhirnya mereka mau belajar juga, supaya bisa menjadi guru anak-anaknya ketika di rumah,” terang Hj. Bachrotul Ilmiah

Sayangnya kebiasaan yang dilakukan itu terpaksa tidak bisa dilakukan dalam kondisi Korona seperti ini. Sebagai gantinya, guru memantau perkembangan anak didik melalui daring atau online. Yakni menggunakan video atau rekaman suara yang dikirimkan dalam ruang obrolan aplikasi berkirim pesan.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini/Istimewa

Lebih baru Lebih lama