DIWEK – Menjadi juara dan meraih prestasi tidak hanya impian dan cita-cita peserta didik. Namun hal tersebut juga menjadi harapan di benak para guru. Tidak cukup hanya melakukann transfer ilmu di sekolah dan lingkungan masyarakat, tugas seorang guru yang memiliki adagium digugu lan ditiru juga mesti menorehkan prestasinya sebagai bukti kompetensi sekaligus memberikan motivasi belajar bagi peserta didik.

Menyadari peran dan posisi pendidikan di era 4.0 yang ditentukan oleh kompetensi seorang guru, membuat guru kelas V SDN Balongbesuk Diwek, Miftakhul Fitriyah.S.Pd tidak surut ide dalam berinovasi di dunia pendidikan. Perempuan berlatar pendidikan pesantren kelahiran Mojoagung 19 Juni 1985 ini banyak mencurahkan ide dan gagasannya mengenai metode pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.

Kumpulan ide serta gagasan tersebut didapatkan, dari kegemarannya membaca sedari duduk di bangku Madrasah. Miftakhul Fitriyah yang akrab disapa Bu Fitri oleh peserta didiknya ini, masih ingat betul, awal mula ketertarikannya dengan dunia baca. Yakni, lewat buku cerita Ashabul Kahfi.

“Pada prinsipnya, seorang guru mesti terus belajar untuk menemukan inovasi dalam pembelajaran.”

“Dulu ketika masih duduk di kelas III Madrasah, saya tertarik dengan buku cerita Ashabul Kahfi. Bagi anak seusia saya, membaca sepintas kisahnya cukup membuat penasaran, ada rombongan musafir yang tertidur selama 3 abad lebih. Dari situlah kemudian saya akrab dengan buku-buku cerita dan keagamaan,” ungkap Miftakhul Fitriyah.

Berkat kegemaran membaca dan mengakrabi bermacam-macam kosakata, berhasil menjadi finalis nasional, bersama 2 guru yang mewakili Kabupaten Jombang di kancah Nasional. Menjadi finalis nasional pada 2018, berkat inovasi pembelajaran yang dipresentasikan lewat tajuk Peta Petualang Media Inovatif Belajar Sejarah Yang Menyenangkan, menjadikannya terus berkembang dan terakhir pada 2020 di tingkat Kabupaten, namanya tercatat sebagai peraih Juara 2 dalam lomba menulis HUT PGRI.

Baca Juga: Kegiatan Seru yang Dapat Mengajarkan Anak Kesabaran

“Tahun 2018 menjadi awal motivasi saya untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Berhubung saya juga mencintai pelajaran sejarah, maka ide dan gagasan awal ketika itu membuat peta Indonesia dengan mode ular tangga yang dimainkan oleh peserta didik sembari mengenal dan mengingat peristiwa sejarah di Indonesia.” katanya.

Miftakhul Fitriyah melanjutkan, saat ini gagasan tersebut sudah dibukukan secara pribadi. Kemudian dalam kompetisi menulis untuk memperingati HUT PGRI Kabupaten Jombang 2020, tercetus ide untuk membuat contoh pembelajaran yang paling dekat dan dialami oleh peserta didik. Yakni metode belajar mengenal sistem pernafasan lewat model STEAM (sains, teknologi, engineering, art, mathematic).

Model STEAM peserta didik kelas V dan VI diajak untuk mengenali masalah di sekitar mereka. “Saya ambil contoh sistem pernafasan, sebab masa pandemi anak harus mengenali gejala di sekitarnya dan menemukan solusinya. Inilah kiranya penting, bahwa seorang guru mesti mencoba dan belajar berinovasi, agar peserta didik juga turut tersulut motivasi belajarnya,” tutup Miftakhul Fitriyah.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama