DIWEK – Benar kata pepatah kuno, selagi kita bergerak (baca: usaha) pasti jalan rezeki. Itu pulalah yang tepat disematkan ketika melihat para ibu di Desa Kwaron, Kecamatan Diwek menghadapi pandemi Covid-19.

Para ibu ini sedari pagi sudah mengolah masakan untuk dijual di pasar mandiri. Penjualan dimulai pukul 05.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB di sisi sebelah Selatan jalan. Mulai dari sayur mayur, lauk pauk, hingga aneka ragam jajanan pun ada. Tak terkecuali juga sayuran hidroponik yang masih segar karena baru saja dipetik.

Penamaan pasar mandiri sebagai identitas para penjual, terkandung maksud semakin memberikan semangat dan motivasi bahwa sesungguhnya mereka bisa mandiri di tengah himpitan kesulitan seperti sekarang.

Dituturkan oleh salah satu pedagang yang kesehariannya berjualan gado-gado dan pecel lele, Umi. Menurutnya, selama Covid-19 menerpa Jombang dan belum terasa angin segar bakal berlalu, dia bersama rekan-rekan yang lainnya mencoba peruntungan agar dapur tetap mengebul.

“Saya tidak sendiri, kurang lebih kalau ditotal ada sekitar 17-an penjual yang tergabung dalam pasar mandiri ini. Perolehan keuntungan memang fluktuatif, namun setidaknya bisa mendapatkan Rp 100 hingga Rp 200 ribu,” tutur Umi.

Baca Juga: Chairil Anwar dan Hari Puisi Nasional

Ketua UMKM Desa Kwaron, Adi Subiyanto menjelaskan, penamaan pasar mandiri ini sebagai identitas para penjual. Hal itu terkandung maksud semakin memberikan semangat dan motivasi bahwa sesungguhnya mereka bisa mandiri di tengah himpitan kesulitan seperti sekarang.



Cak Ateng, sapaan populer Adi Subiyanto memaparkan, “Semua penjual merupakan warga asli Desa Kwaron. Bahkan saking pekanya dengan perkembangan zaman, tak jarang mereka berjualan melalui model online menggunakan aplikasi WhatsApp maupun Grab Food agar pembelinya semakin dimudahkan.”

Aktivitas yang telah berjalan selama tiga bulan belakangan ini berbuah manis. Mereka yang sebelumnya hanyalah ibu rumah tangga, akhirnya memperoleh penghasilan. Mereka juga tidak berharap berlebihan atas bantuan yang diberikan oleh pemerintah daerah, provinsi, ataupun pusat. Sebab sudah mampu menghasilkan penghasilan sendiri guna mencukupi kebutuhannya.



Terlaksananya pasar mandiri ini pun tak lepas dari campur tangan Pemerintah Desa Kwaron. Oleh karenanya, sangat berharap dari solusi di tengah himpitan ini mampu melahirkan inovasi. Di antaranya jika dimungkinkan bahan bakunya pun berasal dari olah tanaman sendiri. Demikian dengan produk yang dijual, bisa mengidentifikasi kekhasan sebagai representasi Desa Kwaron.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa
Lebih baru Lebih lama