JOMBANG – Tak bisa diingkari bahwa wabah Covid-19 yang hingga kini belum sepenuhnya sirna, memberikan pukulan telak bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Seribu Pesantren. Selain menguruangi pendampatannya, ada pula yang harus gulung tikar karena minimnya pembeli.

Permasalahan tersebut dibahas secara detail dalam diskusi UMKM Naik Kelas yang digelar pada Sabtu (8/5) di Omah Cangkruk Sehat Tentrem Jombang. Acara ini menghadirkan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Jombang, Wiwin Sumrambah serta Anggota DPRD Jawa Timur, H. Ahmad Athoillah, MIP.

Menurut Wiwin Sumrambah, Covid-19 berdampak luar biasa bagi pelaku usaha di Telatah Kebo Kicak ini. Namun di tengah gempuran itu, ia mengajak untuk lekas beranjak dengan menyesuaikan pola baru yang kini sedang berkembang yakni melalui marketplace.

Pelaku usaha harus melihat kebutuhan konsumen yang kian bermacam-macam. Apalagi situasi pandemi yang membatasi ruang gerak untuk berbelanja. Sehingga semua cukup dilakukan dalam genggaman melalui marketplace tersebut. Untuk itu sangat penting melihat peluang sebagai ladang keuntungan.

“Diakui sekarang ini dapat dikategorikan ada dua jenis pelaku usaha. Mereka yang sudah pengalaman lebih lama sehingga menekankan kualitas produknya dengan kalangan milenial yang mentikberatkan asalkan laku. Hal ini jelas akan menciptakan kondisi yang tidak sehat. Oleh karenanya, kami mencoba memperbaiki sehingga ketika sudah masuk ke marketplace telah siap bersaing dengan lebih baik,” jelas Wiwin Sumrambah yang didapuk menjadi narasumber malam itu.

Selain itu Wiwin Sumrambah pun menilai, para pelaku usaha harus melihat kebutuhan konsumen yang kian bermacam-macam. Apalagi situasi pandemi yang membatasi ruang gerak untuk berbelanja. Sehingga semua cukup dilakukan dalam genggaman melalui marketplace tersebut.

Baca Juga: Belajar Musik Inklusi Buktikan Potensi ABK

Untuk itu sangat penting melihat peluang sebagai ladang keuntungan. Jangan terpaku pada usaha yang dijalankan sekarang. Bisa dimodifikasi bahkan berganti agar tak sampai tertinggal arus perubahan ini.

Ibu dua anak ini menuturkan, “Dekranasda Kabupaten Jombang pada dasarnya siap menfasilitasi segala kebutuhan UMKM. Bahkan hingga turun langsung ke UMKM tersebut guna mengawasi proses produksinya. Selanjutnya menjembatani promosinya melalui marketplace yang ada, demikian membuat dokumentasinya secara audio-visual. Tujuanya tiada lain semakin mengenalkan potensi produk UMKM yang ada di Kota Santri.”



Sementara itu Ahmad Athoillah melihat secara umum UMKM di Jawa Timur pada tahun 2021 mengalami peningkatanan sekitar 70%. Hal itu terpampang jelas dalam konsep pemasaran yang beralih ke online. Tentunya keadaan ini menjadi mediator yang penting saat memulai model penjualan di pola kehidupan baru. Apalagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur mewadahi kreativitas pelaku usaha serta memberikan bantuan usaha yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan usahanya.

“Terlebih lagi Jombang memiliki keunggulan wisata religi yang dapat digunakan dalam menarik omzet sebanyak-banyaknya. Asalkan tahu bagimana mengkaitkan dengan identitas wisata religi tersebut maupun Jombang secara khusus. Paling tidak akan disayangkan jika datang ke Jombang tak sampai membeli produk tersebut,” papar lelaki berkacamata ini.

Tinggal kemauannya saja untuk berani melangkah dan berinovasi. Jika stagnasi di posisi yang nyaman saat ini, maka dengan sendirinya akan tergerus arus perubahan yang terus berjalan.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama