Satu porsi lontong pecel Mahmudah. (rabithah)


KABUH – Menyantap nasi pecel seakan sudah jamak. Hampir di setiap sudut Kota Santri ini tak akan menemui kesulitan mendapatkannya. Namun bagaimana jika mencoba lontong pecel? Pasti menarik. Kalau di Caruban, Kabupaten Madiun menu lontong pecel dikenal dengan sebutan tepo.

Salah satu penjual lontong pecel di Jombang adalah Mahmudah. Beralamatkan di Jalan Djolengkoro, Desa/Kecamatan Kabuh. Pagi betul saya berangkat supaya tak sampai terjebak antrean dan kehabisan. Namun usaha saya sia-sia, karena mesti rela mengantre agak panjang dulu untuk dapat mencicipi lontong pecel racikan perempuan berhijab ini.

 

Begitu tiba giliran saya, lekas memesan seporsi lontong pecel. Benar saja, ketika sudah jadi racikannya, beberapa kali harus menghela liur agar tak sampai keluar. Karena sekilas mata memandang, lontong pecel racikan Mahmudah ini sangat nikmat.

Resep dari sang ibu tetap dijaga. Demikian sayur yang digunakan, asli diambil dari kebun sendiri atau milik tetangga. Tak ayal kesegarannya benar-benar terasa.

Seporsi lontong pecel terdapat sayur kangkung, kecambah, kecipir, lembayung, koro, dan daun singkong. Makin mantap karena ditambah dengan potongan ote-ote hangat. Barulah disiram bumbu pecel yang kental dan berwarna kuning kecoklatan.

Baca Juga: Langkah Mudah Atasi Perut Kembung

Pada suapan pertama sungguh membawa saya seakan terbang. Kelembutan lontong yang dipadukan dengan kesegaran sayuran dan kerenyahan ote-ote mampu menenggelamkan saya pada kelezatannya.

Bumbu pecelnya terasa berbeda jika saya bandingkan dengan lainnya. Meskipun pedas namun masih tetap saja enak dimakan, tak sampai membuat mongah-mongah (Jawa: Kepedesan). Apalagi boleh menambah ote-ote untuk memungkasi sarapan pagi itu guna menghabiskan bumbu pecel yang masih tersisa.

Mahmudah, saat meracik kudapan lontong pecel. (rabithah)

Di sela kesibukannya meladeni pelanggan, Mahmudah menuturkan bahwa sudah 40 tahun berjualan lontong pecel. Sebelumnya adalah ibunya sendiri yang berjualan. Sekarang digantikan dirinya. Resep dari sang ibu tetap dijaga. Demikian sayur yang digunakan, asli diambil dari kebun sendiri atau milik tetangga. Tak ayal kesegarannya benar-benar terasa.

Satu porsi lontong pecel Mahmudah. (rabithah)

Manalagi seporsi lontong pecel hanya dihargai Rp 3.000. Benar-benar sebuah kenikmatan tiada tara pagi itu. Buka mulai pukul 05.30 WIB sampai habis atau paling siang pukul 09.00 WIB. Jadi jika anda ingin mencoba, jangan sampai kesiangan.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama