Anis, salah satu pedagang minyak di Pasar Legi Jombang. (Rabithah)


JOMBANG – Di saat dunia sedang dibekap oleh pandemi Covid-19 yang kian bermutasi ke varian baru. Sejumlah harga kebutuhan rumah tangga mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Bahkan bila di nalar seakan tidak wajar. Lantaran kenaikannya mencapai beberapa kali lipat dari harga normalnya. Seperti halnya minyak goreng, sejak November 2021 kenaikannya mencapai dua kali lipat dan belum terlihat gambaran cerah bakal terjadi penurunan.

Disampaikan Kepala Bidang Sarana Perdagangan dan Bahan Pokok Penting (Bapokting), Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Kabupaten Jombang, Nursila Cahyaningrum, S.H., S.E., M.Si. bahwa hingga saat ini (10/1) harga minyak goreng dipasaran masih cenderung tinggi berkisar satu liter Rp 18.000 untuk curah dan kemasan Rp 19.000. Harga tersebut tentunya melebihi Harga Eceran Tertinggi yang hanya Rp 11.000.

Saat ditanya lebih lanjut terkait penyebabnya, Nursila Cahyaningrum mengatakan, “Terdapat persoalan mendasar yaitu dampak kondisi global. Terjadi cuaca buruk mengakibatkan harga Crude Palm Oil yang merupakan bahan minyak mentah dunia juga mengalami kenaikan signifikan.”

Meskipun harga minyak sedang naik, jumlah pembeli relatif stabil. Memang terdapat penurunan jumlah pembeli namun masih wajar.

Selain hal pokok tersebut kondisi pandemi Covid-19 yang masih tak menentu juga turut memengaruhinya, imbuh Nursila Cahyaningrum. Berdasarkan data Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia, bahwa produksi minyak nabati dunia tahun 2022 tak jauh berbeda dengan tahun 2021, sementara permintaannya cenderung naik.

Baca Juga: Kebiasaan yang Membuat Pelajaran Sukar Dipahami

Kepala Seksi Bapokting, Disdagrin Kabupaten Jombang, Sri Endang Yulistyawati, B.A. menerangkan bahwa berdasarkan penyebab tersebut dapat ditarik kesimpulan apabila yang mengalami kenaikan harga minyak tak hanya di Kota Santri. Melainkan terjadi di semua wilayah nusantara hingga hampir di seluruh negara.

“Untuk itu, Disdagrin Kabupaten Jombang mengambil kebijakan program operasi pasar. Program ini telah dilaksanakan dua kali pada akhir 2021. Menyasar 16 titik pasar merata di seluruh penjuru Kabupaten Jombang dan kemungkinan akan terus dilaksanakan hingga harga minyak stabil. Terdapat kebijakan subsidi yang dicanangkan pemerintah pusat, namun hal tersebut belum dapat dipastikan waktu dan besarannya,” papar perempuan berhijab itu.

Kabid Sarana Perdagangan dan Bapokting, Nursila Cahyaningrum, S.H., S.E., M.Si. (Kanan) bersama Kasi Bapokting, Disdagrin Kabupaten Jombang, Sri Endang Yulistyawati, B.A. (Kiri). (Rabithah)

Sri Endang Yulistyawati menegaskan bahwa saat menjalankan program operasi pasar pihaknya menggandeng Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Jombang. Sehingga diperoleh data akurat apabila terdapat perbedaan harga yang signifikan. Selain itu terkait kualitas, meskipun mengalami kenaikan, masyarakat diharapkan tetap menerima minyak yang sesuai dengan harga antara curah dan kemasan. Terkait stok ketersediaannya, di Jombang masih relatif mencukupi.

Sedangkan, menurut salah satu pemilik toko Sembilan Bahan Pokok di Pasar Legi Jombang, Anis, mengatakan bahwa meskipun harga minyak sedang naik, jumlah pembeli relatif stabil. Memang terdapat penurunan jumlah pembeli namun masih wajar. Hal ini disiasati dengan penyediaan beragam pilihan minyak curah maupun kemasan pelbagai merek. Sehingga masyarakat dapat beralih ke merek yang lebih murah atau bahkan curah.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma
Lebih baru Lebih lama