Kepala Desa Mojowangi, Pramono Hadi bersama Kasi Pemerintahan, Agustina Supriyatin. (Rabithah)


MOJOWARNO – Membicarakan asal usul Desa Mojowangi, Kecamatan Mojowarno tidak dapat dilepaskan dari masa dahulu ketika penyebaran Agama Kristen di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Bareng tersebut. Sehingga tak ayal hingga sekarang masih banyak terdapat sejumlah bangunan dengan gaya kolonial.

Diceritakan oleh Kepala Desa Mojowangi, Pramono Hadi bahwa desa yang dipimpinnya ini keberadaannya tak lepas dari kedatangan Karolus Wiryoguno yang ketika itu datang bersama rombongan pada 20 April 1844. Tujuannya untuk membuka lahan pertanian, pemukiman, sentra pedagangan, dan penyebaran agama.

Adanya Pohon Mojo itu pulalah yang melatari nama desa menjadi Mojowangi. Seiring dijadikannya sebagai kawasan pemukiman yang dipimpin Karolus Wiryoguno, Eliser Kuntho, Arteman, dan Kiai Kemasan.

Pramono Hadi mengisahkan, “Disini dahulunya adalah berupa hutan. Karolus Wiryoguno yang memimpin rombongan memerintahkan anak buahnya bernama Ditotruno untuk membabat hutan. Dimulai dari kawasan Barat yang terdapat sungai yang sekarang dikenal dengan sebutan Sungai Putih. Di sepanjang aliran Sungai Putih tumbuh Pohon Mojo yang memiliki aroma wangi yang khas,” terang lelaki berkumis tebal ini.

Baca Juga: Rapor Digital Inovasi Terbaru Disdikbud Kabupaten Jombang

Dikuatkan pernyataan Kepala Seksi Pemerintahan, Desa Mojowangi, Agustina Supriyatin bahwa adanya Pohon Mojo itu pulalah yang melatari nama desa menjadi Mojowangi. Seiring dijadikannya sebagai kawasan pemukiman yang dipimpin Karolus Wiryoguno, Eliser Kuntho, Arteman, dan Kiai Kemasan.

Karolus Wiryoguno. (ist)

“Namun secara administratif Desa Mojowangi terdaftar sebagai sebuah desa pada tahun 1940 di bawah pimpinan Partoe Djojogenah. Terdapat empat dusun di Desa Mojowangi diantaranya Mojowangi, Mojodukuh, Mojoroto, dan Kembangsore,” tutur perempuan berambut sebahu itu.

Agustina Supriyatin menambahkan, pemimpin desa kalau sekarang disebut dengan kepala desa. Tetapi sebelum resmi masuk administrasi kenegaraan, masyarakat acap menyapa Pejabat Bekel.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma/Istimewa

Lebih baru Lebih lama