Prigi Arisandi saat memaparkan bahaya kandungan plastik pada pengunjung. (Donny)


WONOSALAM – Sudah menjadi rahasia umum jika sampah menjadi permasalahan yang menggunung di negeri ini bahkan di Jombang sendiri. Apabila menghitung tiap harinya sudah berapa banyak per individu menghasilkan sampah, khusunya sampah plastik. Baik dari kemasan makanan/minuman hingga pelbagai prodak lain yang rata-rata memilih menggunakan plastik sebagai bahan pembungkusnya.

Diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Prigi Arisandi, M.Si. bahwa hasil sampah plastik di Indonesia mencapai 8 juta ton per tahunnya. Dari jumlah tersebut, pemerintah hanya mampu mengelola 3 juta ton dan sisanya masih belum terkelola dengan laik. Untuk mengingatkan kembali masyarakat akan bahaya sampah plastik kedepannya, Ecoton menyelenggarakan Pameran Instalasi Botol Plastik pada (4 s.d 6/3) di Kedai Tanah Senja Wonosalam.

Prigi Arisandi mengatakan, “Jika sudah mengetahui bahwa pemerintah belum mampu mengelola sepenuhnya sampah plastik yang ada, maka sudah selaiknya tak boleh untuk berpangku tangan begitu saja. Melainkan harus turut bergerak bersama mulai meminimalisir produksi sampah plastik atau turut mengelola menjadi ragam olahan yang bermanfaat.”

Langkah kecil dan sederhana ini kita terapkan agar ritme usaha bisa seirama dengan keasrian lingkungan sekaligus memberikan edukasi secara tidak langsung bagi pengunjung.

Selain pentingnya regulasi yang jelas serta penegakannya, sudah saatnya masyarakat memahami kandungan yang terdapat pada sampah plastik sekali pakai. Misalnya dari sedotan, popok, tas kresek, botol, hingga styrofoam yang sangat berdampak sekali bagi lingkungan dan kesehatan. Hal ini dikarenakan selain sukar terurai sampah-sampah tersebut juga mudah mengikat jenis polutan lain, sekaligus bakal menjadi penyerap jenis patogen berbaya pula.

Baca Juga: Limbah Medis Puskesmas Terkelola Tuntas

“Mengingat bahayanya tersebut, maka Ecoton bersama Brantas Xoxo sangat terbuka bila ada yang mengajak melangsungkan edukasi terkait sampah plastik sekali pakai ini. Nantinya pun dapat diselingi dengan bermacam acara seperti seni instalasi ruang, bedah film, atau pun diskusi, papar Prigi Arisandi.

Pengunjung Kedai Tanah Senja saat melewati Terowongan Botol Plastik. (Donny)

Sementara itu upaya pengurangan konsumsi plastik sekali pakai di dunia usaha kecil, telah diterapkan di Kedai Tanah Senja Wonosalam. Hal ini dibuktikkan dengan ditiadakannya sedotan plastik bagi pengunjung hingga sistem close order ketika persediaan gelas sudah habis.

X Banner yang terpampang di depan pintu masuk Kedai Tanah Senja. (Donny)

Pemilik Kedai Tanah Senja, Afri Rahmawan menuturkan langkah kecil dan sederhana ini kita terapkan agar ritme usaha bisa seirama dengan keasrian lingkungan sekaligus memberikan edukasi secara tidak langsung bagi pengunjung. Senyampang itu pula, dari segi ongkos operasional kedai bisa lebih hemat, sebab tidak perlu mengeluarkan biaya pembelian plastik sekali pakai.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama