Suasana pelatihan digital marketing.

JOMBANG – Baznas Kabupaten Jombang kembali terlibat dalam peningkatan ekonomi masyarakat Jombang pasca dilanda pandemi Covid-19 dengan menggelar Pelatihan Digital Marketing bertajuk Jurus Jualan dalam Genggaman, Pelanggan Berdatangan pada Rabu (25/5) di Green Red Hotel Syariah Jombang. Menariknya kegiatan ini menghadirkan narasumber Yusuf Maulidin yang merupakan seorang Pelatih Digital Marketing, Penulis Buku Digital Fundraising, dan Digital Power Corporation dilaksanakan secara gratis bagi masyarakat atau pelaku usaha di Kota Santri.

Ketua Baznas Kabupaten Jombang, Didin A. Sholahudin yang turut hadir membuka acara tersebut mengatakan melihat animo peserta dalam Pelatihan Digital Marketing kali ini didominasi oleh Generasi Z yang memiliki rentan usia 18 tahun hingga 23 tahun serta Generasi Milenial yang usianya antara 24 tahun sampai 40 tahun. Notabene mereka ini ialah generasi produktif yang menjadi pelopor sebuah gerakan perubahan. Di Indonesia pun harus memanfaatkan bonus demografi ini sehingga menjadi cikal bakal peluang yang menguntungkan.

Didin A. Sholahudin menegaskan, “Selain itu penting juga dipahami oleh para pelaku usaha adalah 3E, kepanjangan dari Education, Engagement, dan Employment. Mereka wajib memilikinya sebagai upaya dari menjaga konsistensi usaha yang dilakoninya.”

“Sudah saatnya merubah mindset (baca: Cara Berpikir) para pelaku usaha yang tidak sebatas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), melainkan pengusaha besar. Dengan demikian sudah tak lagi tergantung pada kucuran bantuan yang diberikan oleh pelbagai pihak, melainkan memiliki visi jelas dan keyakinan tinggi dalam menjalankan usahanya,” terang Didin A. Sholahudin.

Didin A. Sholahudin (kiri) saat membuka pelatihan digital marketing.

Ia pun mencontohkan ketika awal di tahun 2001 mendirikan lembaga pendidikan Roushon Fikr miliknya yang kini memiliki aset kurang lebih nilainya mencapai Rp 25 Milyar. Diawali dengan modal yang diberikan oleh ayahanda sebesar Rp 10 Juta. Namun berkat keyakinan yang tinggi serta berani untuk berusaha, akhirnya bisa bertahan hingga sekarang.

Didin A. Sholahudin menegaskan, “Selain itu penting juga dipahami oleh para pelaku usaha adalah 3E, kepanjangan dari Education, Engagement, dan Employment. Mereka wajib memilikinya sebagai upaya dari menjaga konsistensi usaha yang dilakoninya.”

Dijabarkan oleh lelaki yang gemar bersepeda ini bahwa Education penting sekali mengingat dalam persaingan usaha dibutuhkan pengembangan soft skill maupun hard skill. Nantinya akan bermuara pada pembangun karakter diri sendiri. Baik dalam karakter kinerja serta karakter moral. Sementara Engagement atau partisipasi. Dengan kata lain, mendorong diri sendiri untuk masuk dalam ruang atau komunitas publik yang sesuai dengan kompetensi dan minatnya. Sedangkan Employment adalah harus mempunyai komitmen untuk menciptakan lapangan kerja untuk menyerap tenaga kerja yang saat ini sangatlah melimpah.

Memahami dan Praktik Realisasi Digital Marketing

Yusuf Maulidin ketika memberikan materinya dengan pembawaan santai dan berbaur dengan peserta langsung mengawali dengan permasalahan yang dihadapi peserta dalam melakukan digital marketing. Ia meyakini pada prinsipnya para peserta sudah melakukan digital marketing, khususnya melalui akun media sosial yang digunakan.

“Jadi kita analisa dahulu permasalahan-permasalahan yang ada. Selanjutnya media sosial apa yang jamak digunakan dalam usaha digital marketing. Kemudian kita analisa kesalahan dan perbaiki langkah-langkah teknisnya supaya bisa lebih berhasil,” ungkap Yusuf Maulidin.

Yusuf Maulidin ketika menyampaikan materi.

Pengalaman pahit pun diceritakan oleh Pengusaha Empon-empon Bu Narti, Lailatul Hikmah pernah terkena banned oleh Facebook. Membuat langkahnya berpromosi untuk sementara waktu tidak bisa dijalankan dulu.

Baca Juga: Jangan Dimarahi, Ini Cara Efektif Hadapi Anak Malas Belajar

Oleh karenanya, Yusuf Maulidin menerangkan secara bertahap pada sesi pertama cara menyusun konteks promosi yang tepat melalui sosial media Facebook. Baik dari pemilihan gambar produk, memilah diksi, penyusunan kalimat sesuai kaidah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam digital marketing, serta waktu posting yang tepat.

Yusuf Maulidin yang merupakan trainer digital 
marketing memegang lisensi Badan Nasional Sertifikasi Nasional (BNSP) menuturkan, “Setelah usai istirahat siang, sesi berikutnya peserta akan saya minta membuat promosi akan produk usaha. Kemudian diberikan kunci dalam menjadikan produknya masuk di daftar pencarian teratas. Intinya praktik langsung sehingga mereka benar-benar memahami hingga paripurna.”

Reporter/Foto: Rahmat Sularso Nh.
Lebih baru Lebih lama