Ilustrasi seseorang sedang menghindari makanan manis. (ist)

NASIONAL - Usai menjalankan ibadah puasa dan merayakan Lebaran, banyak orang kalap makan hingga berlebihan. Untuk mengembalikan pola makan sehat, bisa terapkan cara ini. Bulan Ramadan ditutup dengan perayaan Lebaran yang dipenuhi banyak makanan bersantan, aneka kue, minuman, camilan manis dan gorengan.

Banyak pula orang yang selama menjalankan ibadah puasa, memiliki pola makan yang tidak bisa dikontrol karena kalap makan. Untuk itu tubuh perlu penyesuaian kembali dengan menerapkan beberapa kebiasaan pola makan sehat. Tak hanya membuat tubuh lebih sehat tetapi juga mencegah orang makan berlebihan.

Beberapa pola makan sederhana ini turut serta membantu mengembalikan metabolisme tubuh, mengembalikan jam tidur sampai mengganti asupan nutrisi yang hilang ketika tubuh sudah terbiasa berpuasa selama sebulan penuh.

Dilansir dari situs The Express Tribune, berikut beberapa pola makan sehat sederhana yang bisa diterapkan agar tubuh kembali sehat setelah makan banyak saat Lebaran.

Rutin Sarapan
Walau tubuh sudah terbiasa tidak sarapan selama bulan Ramadan, karena waktu sarapan lebih pagi ketika sahur. Ada baiknya untuk tetap rutin sarapan di pagi hari. Karena tubuh membutuhkan energi dari makanan untuk memperbaiki sistem tubuh.

Agar tidak gampang bosan, dan kalau masih terbawa suasana Ramadan. Sarapan bisa dimulai dengan beberapa butir kurma, smoothies yang terdiri dari campuran buah atau sayuran dan buah segar potong. Bisa juga langsung konsumsi makanan yang memang sehat untuk sarapan. Misalnya telur dadar dengan sayuran seperti jamur yang gurih lembut.

Sering Makan
Selama bulan Ramadan pola makan dan jam makan berubah. Hal ini tentunya berdampak pada metabolisme tubuh. Penting untuk memperbaiki metabolisme tubuh dengan mulai mengonsumsi makanan selang beberapa jam sekali.

Perlu diingat bahwa makanan yang dianjurkan bukan makanan berkalori tinggi dan berlemak. Melainkan makan dalam porsi kecil, namun pilihan makanannya bernutrisi. Seperti sayuran, salad dalam porsi kecil, hingga roti gandum utuh.

Bisa juga diganti dengan buah-buahan yang membantu pencernaan agar tetap lancar. Seperti pepaya, apel, pisang hingga buah jeruk yang kaya serat.

Hindari Makanan Manis
Selama Ramadan terutama saat buka puasa dan sahur, banyak ahli kesehatan yang tidak menyarankan orang untuk makan makanan tinggi gula. Makanan manis bisa melonjakkan kadar gula darah, selain itu juga bisa menyebabkan obesitas.

Salah satu efek dari makanan tinggi gula adalah membuat tubuh cepat lelah dan hanya memberikan energi selama 3-4 jam saja. Makanan tinggi gula juga bisa memicu rasa lapar ketika sedang berpuasa. Meskipun merasa cepat kenyang tapi makanan manis juga memicu rasa lapar.

Makanan manis memang tidak perlu dihindari sepenuhnya, boleh dikonsumsi asal tidak berlebihan. Kalau masih ngidam makanan manis bisa ganti kue atau soft drink dengan buah kering seperti kurma hingga kismis yang lebih alami.

Buat Daftar Makanan yang Dilarang
Agar tidak mudah kalap dan pesan banyak makanan saat lapar, karena masih terbiasa dengan suasana Lebaran yang bebas makan apa saja. Lebih baik buat daftar makanan yang sebaiknya dihindari, atau bahkan tidak usah dimakan dulu untuk beberapa waktu.

Seperti hindari terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng, menyantap makanan cepat saji, sampai makanan pedas. Karena menghindari makanan ini cukup penting setelah tubuh terbiasa berpuasa sebulan penuh. Jika tubuh langsung diberi asupan banyak makanan yang tak sehat, maka akan meningkatkan risiko perut jadi kembung, asam lambung naik dan masalah pencernaan lainnya.

Perbanyak Konsumsi Air Putih
Jangan lupa perbanyak minum banyak air putih agar tubuh tetap sehat. Kunci dari rajin minum air putih ini, adalah untuk memastikan tubuh terhidrasi dengan baik.

Menurut ahli gizi, Kristen Smith seperti dikutip dari Shape, asupan air akan membantu tubuh mengeluarkan racun atau limbah yang tersisa. Hal tersebut merupakan detoks alami oleh tubuh. Hindari membeli produk detoks seperti jus detoks karena tubuh tidak memerlukannya. Tubuh dinilai sudah pintar untuk melakukan fungsi detoks lewat urin, keringat, dan lainnya.

Sumber/Rewrite: detik.com/Tiyas Aprilia
Lebih baru Lebih lama