Ilustrasi merayakan hari raya. (ist)


NASIONAL - Umat Islam merayakan Idul Fitri setiap tahunnya. Setelah sebulan berpuasa, orang-orang biasanya merayakan saat-saat Idul Fitri dengan berbagai makanan dan minuman. Namun, perlu diwaspadai, berlebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman selama Lebaran bisa mengganggu kesehatan.

Bagaimana tips untuk menjaga kesehatan selama Lebaran?

Hindari mengonsumsi kue kering saat perut kosong

Hampir semua kue kering menggunakan margarin atau mentega yang mengandung lemak trans. Lemak trans merupakan salah satu lemak jahat yang dapat memengaruhi kenaikan asam lambung. Dalam jangka panjang, konsumsi makanan tinggi lemak trans juga akan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.

Hindari makanan tinggi lemak

Beberapa menu masakan ala Lebaran tinggi lemak, seperti gulai, gorengan, dan jeroan. Selain meningkatkan berat badan, banyak makanan tinggi lemak dalam jangka pendek dapat meningkatkan risiko penyakit lambung. Pada beberapa kasus, makanan tinggi lemak juga memengaruhi peningkatan tekanan darah yang sangat cepat. Sehingga, sebaiknya hindari makanan tinggi lemak saat Lebaran.

Konsumsi air putih sebelum makan

Air putih memiliki manfaat yang sangat baik sebagai kendaraan untuk mengeluarkan limbah dan racun dari dalam tubuh. Sebaiknya minum air putih juga dilakukan sebelum makan. Selain itu, air putih juga berfungsi membawa nutrisi dalam sistem peredaran darah. Dianjurkan untuk minum air putih 1,5 hingga 2 liter sehari.

Kurangi minuman manis

Minuman dengan gula buatan tambahan dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Kondisi tersebut bisa membuat badan lebih cepat lemas karena kadar gula darah yang tidak stabil.

Perbanyak nutrisi dari sayur dan buah

Sayur dan buah kaya dengan kandungan vitamin, mineral, dan tinggi serat yang bagus untuk keseluruhan sistem tubuh.

Lakukan puasa sunnah

Puasa Syawal selama enam hari yang merupakan ibadah sunnah bagi umat Islam bisa menjadi salah satu cara menjaga kesehatan. Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro Entero Hepatologi, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp-PD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP mengatakan Puasa Syawal sebenarnya salah satu solusi agar sistem pencernaan kita juga menyesuaikan dengan keadaan.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama