![]() |
Kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik. (Donny) |
JOMBANG – Gerakan literasi di satuan pendidikan sejatinya bertujuan meningkatkan minat membaca dan menulis. Hal ini mampu menumbuhkan pemahaman dan melatih kebiasaan memperluas wawasan seraya meningkatkan konsentrasi belajar. Manfaat inilah yang kini dirasakan segenap civitas akademika dan peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Jombang.
Upaya untuk memantik semangat menulis diawali dengan memberikan contoh dan pengalaman menulis buku yang sudah berhasil diterbitkan.
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Jombang, Juni Muslimin, S.Ag. menyampaikan bahwa program aktif literasi bermula guna menjalankan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Peraturan tersebut diejawantahkan dalam kegiatan membaca buku nonteks pelajaran selama 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai.
Baca Juga: Aktualisasi PPDB Online Tahun Pelajaran 2022/2023
Kepala Sekolah yang juga aktif menulis buku itu menyampaikan, “Gerakan literasi mulai bersemi di SMP Muhammadiyah 1 Jombang saat itu, hingga memantik semangat peserta didik bergabung di ekstrakurikuler jurnalistik. Ekstrakurikuler ini mampu mewadahi potensi menulis berita yang dituangkan dalam media majalah. Tak mudah berpuas diri, kemudian membentuk tim aktif menulis bernama Muhisa Writing Project.
![]() |
Jajaran guru SMP Muhammadiyah 1 Jombang. (Donny) |
Hal inipun diamini oleh Guru Pendidikan Agama Islam, sekaligus pembina ekstrakurikuler jurnalistik SMP Muhammadiyah 1 Jombang, Qurrotu Ainy, S.Pd.I. yang mengakui menggerakkan program aktif menulis tak semudah menoleh ketika dipanggil. Namun dengan tekat dan dukungan kepala sekolah, pada tahun 2018 yang tergabung pada Muhisa Writing Project tak hanya peserta didik melainkan juga guru.
![]() |
Peserta didik membaca novel di perpustakaan. (Donny) |
“Upaya untuk memantik semangat menulis diawali dengan memberikan contoh dan pengalaman menulis buku yang sudah berhasil diterbitkan. Kemudian memberikan pembinaan perihal tata cara menulis yang baik. Namun untuk tema dan judul tak ada pakem khusus sehingga memberikan keluwesan peserta didik untuk berimajinasi dan berkreativitas,” papar guru berprestasi di bidang Dai itu.
![]() |
Peserta didik mengetik cerita yang nantinya menjadi sebuah buku. (Donny) |
Wakil Kepala SMP Muhammadiyah 1 Jombang, Soelailah, STP. memungkasi bahwa program Muhisa Writing Project bagi guru disambut baik meski ditengah kesibukan mengajar namun tetap menyisihkan waktu menulis. Lambat laun menjadi suatu kebiasaan, awalnya tidak bisa sampai kini jadi ketagihan. Hingga mengadakan agenda gerakan menulis bersama saban Hari Sumpah Pemuda. Terdapat 50 karya terbaik yang diikutkan dalam program Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional dan berhasil mendapat penghargaan Sekolah Aktif Literasi Nasional tahun 2020.
Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma
Buku Solo Peserta Didik |
Buku Antologi Peserta Didik |
Buku Karya Guru |
NAGA (Salma
Maydinah) |
Cinta di Balik
Misteri Gado-Gado |
Secangkir Teh
Manis (Qurrotu Ainy) |
The Real Dream
(Dea Ela) |
Complicated
Love |
Melangkah Tanpamu
(Qurrotu Ainy) |
Saga untuk
Alia (Daffa Aulya) |
Monolog Janji |
BIMO, Klaim
Sebuah Harapan (M. Abu Dardak) |
Black Roses
(Dea Ela) |
Antara Rindu
dan Bosan |
Guru Menulis
#1 (Antologi) |
Back to Me
(Dea Ela) |
Brote de Covid
Loco |
|
Garis Senja
(Salma Maydinah) |
Pengorbanan
yang Terbayarkan |
|
My Journey
(Jasmine Alya) |
Pesan Cinta
untuk Tanah Air Merdeka |
|