Proses pengeboran pada ekskavasi Situs Pundong Kecamatan Diwek. (Rabithah)


DIWEK – Usai merampungkan ekskavasi pada situs pandegong di Desa Menganto Kecamatan Mojowarno, kini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang bergeser melanjutkan giat ekskavasi pada situs pandegong. Situs yang terletak di pekarangan kebun warga tersebut tersebut persisnya terletak di Dusun Pundong, Desa Pundong Kecamatan Diwek.

Pamong Budaya Ahli Madya, Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur yang juga sebagai anggota tim peneliti situs Pundong, Andi Muhammad Said, M.Hum. memaparkan bahwa berdasarkan hasil hasil maping dan survey studi kelaikan oleh BPCP Jawa Timur, situs yang diperkirakan memiliki struktur berupa candi ini telah laik untuk dilakukan ekskavasi. Terlebih pada tahun 2007 s.d 2008 lalu sempat dilakukan penggalian.

Tahap ekskavasi kali ini akan berlangsung sekitar dua minggu. Dengan waktu yang terbilang singkat tersebut tim harus bergerak cepat lantaran kondisi tanah yang mudah amblas serta sumber air terus mengalir.

Andi Muhammad Said,mengatakan, “Perihal hasil sebelumnya yaitu berhasil menampakkan badan atas atau permukaan dan kaki candi. Namun yang paling tampak jelas adalah sumur candi yang memiliki bentuk persegi dengan kedalaman 1,6 meter dan lebar 6 meter.”

Baca Juga: 3 Tahap Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak Berkebutuhan Khusus

Sedangkan pada proses ekskavasi kali ini menyasar halaman candi, pagar atau gapura yang diperkirakan ada, papar Andi Muhammad Said. Hal ini berdasarkan kajian dan penentuan kotak grid yang nantinya menjadi titik petunjuk penggalian. Selain itu, untuk sampel batu, tanah, hingga air masih dalam proses penelitian di laboratorium.

Andi Muhammad Said. (Rabithah)

Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter SMP, Bidang Pembinaan SMP, Disdikbud Kabupaten Jombang, yang sebelumnya menjabat Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman, Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, Iswahyudi Hidayat, S.Sos. menambahkan bahwa tahap ekskavasi kali ini akan berlangsung sekitar dua minggu. Dengan waktu yang terbilang singkat tersebut tim harus bergerak cepat lantaran kondisi tanah yang mudah amblas serta sumber air terus mengalir.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama