Proses pembuatan desain masterplan Green Campus. (ist)


PETERONGAN – Suatu konsistensi yang sejalan dengan upaya meraih prestasi, tak jarang selalu membuahkan hasil manis. Sebagaimana torehan terbaru SMP Darul Ulum 1 Peterongan, dalam kompetisi The 6th Belt and Road Teenager Maker Camp & Teacher Workshop 2022, lima tim yang beranggotakan peserta didik kelas VII-VIII lalu di delegasikan menjadi peserta lomba, berhasil menyabet gelar penyaji terbaik dengan predikat Best Maker.

Diselenggarakan secara virtual secara berjenjang sejak awal bulan November dan tahap akhir pengumuman pada (3/12) lalu, kompetisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Sains dan Teknologi China (MOST) dan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan lintas Asia Tenggara bernama SEAMEO Qitep In Science, Bertujuan menggali kompetensi peserta didik dari pelbagai belahan dunia terhadap metode pembelajaran Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics (STEAM). Koordinator Lomba dan Pembina Kelompok Belt and Road Teenager Maker Camp & Teacher Workshop 2022, SMP Darul Ulum 1 Peterongan, Asti Faizah, M.Pd. memaparkan, kendati saban tahun peserta didiknya selalu mengikuti ajang serupa, namun untuk kompetisi tahun ini memiliki tantangan tersendiri. Sebab tema yang dihadirkan mulai dari Intelligent Vehicle, Green Campus, hingga Sustainable Transportation membutuhkan kejelian dalam proses pengkaryannya.

Untuk pembelajaran STEAM sudah menjadi basis seluruh mata pelajaran yang diajarkan bagi peserta didik. Tak sebatas diajarkan, namun pula dienjawentahkan lewat intrakurikuler yang menjadi medium peserta didik mengembangkan kreasi STEAM lewat projek.

“Ketiganya memang masih memiliki benang merah yang sama, yakni mendorong satuan pendidikan beserta civitas akademika untuk terbuka terhadap penggunaan teknologi ramah lingkungan. Sehubungan dengan itu pula, ketiga tema tersebut lalu kami inteprestasikan sesuai kebutuhan yang ada di lingkungan SMP Darul Ulum 1 Peterongan. Sebagaimana dalam tema Green Campus, kami membuat konsep mastreplan desain bangunan satuan pendidikan yang keseluruhannya mengedepankan aspek teknologi ramah lingkungan. Adapun penilaian dan pemaparan dari karya tiap tema, diperoleh melalui presentasi meliputi proses serta nilai projek karyanya dan lantas dinilai oleh dewan juri dari Belt and Road Teenager Maker Camp & Teacher Workshop 2022,” ujar Asti Faizah.

Baca Juga: Cara Menjelaskan Disabilitas pada Anak

Selain masterplan satuan pendidikan berdasar teknologi ramah lingkungan, karya lain yang dihasilkan oleh peserta didik SMP Darul Ulum 1 Peterongan juga berupa robotik dengan sistem coding dalam tema Intelligent Vehicle, serta model konstruksi jembatan bertipe Truss Bridge di tema Sustainable Transportation. Asti Faizah menambahkan, serangkaian proses pengerjaan karya dari masing-masing tema yang memakan waktu selama ± dua sampai tiga minggu, turut mengacu pada bahan panduan dari pihak Belt and Road Teenager Maker Camp & Teacher Workshop 2022 dan di kombinasikan dengan literatur sebagai penguatan referensi.

Rupa masterplan Green Campus dalam bentuk maket. (ist)

“Atas dasar itulah, dengan keikutsertaan peserta didik membawa nama SMP Darul Ulum 1 Peterongan di kancah internasional tentu membawa manfaat cukup besar. Selain pengalaman, tentunya juga civitas akademika mendapat ilmu yang selalu disesuaikan kondisi kebutuhan zamannya. Seperti halnya tema terbaru yang diusung oleh Belt and Road Teenager Maker Camp & Teacher Workshop,” imbuh Asti Faizah.

Membenarkan penjelasan Asti Faizah, Wakil Kepala Bidang Kurikulum, SMP Darul Ulum 1 Peterongan, Aisah Salmiyah, S.Pd. mengakui bahwasannya untuk pembelajaran STEAM sudah menjadi basis seluruh mata pelajaran yang diajarkan bagi peserta didik. Tak sebatas diajarkan, namun pula dienjawentahkan lewat intrakurikuler yang menjadi medium peserta didik mengembangkan kreasi STEAM lewat projek.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Lebih baru Lebih lama