Perwakilan DLH Kabupaten Jombang memberikan penjelasan cara membuat kompos. (ist)


JOMBANG – Masih dalam suasana Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati bulan Februari ini, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darul Ulum 5 Jombang mengadakan studi lapangan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang untuk memanfaatkan dan mengolah sampah menjadi kompos takakura dan eco enzym.

Bertempat di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, kegiatan studi lapangan ini diikuti oleh Kepala Satuan Pendidikan, Fasilitator tim P5 dan peserta didik. Hadir pula, Elviwati dan Luthfi dari perwakilan Dinas Lingkungan Hidup, serta Joice Manopo selaku Direktur Bank sampah Induk Kabupaten Jombang. Kamis (23/2/2023).

Penting sekali untuk mengenalkan dan mengedukasi anak-anak mengenai pengolahan sampah sejak dini. Sudah 100 lebih unit yang bergabung dengan bank sampah Dinas Lingkungan Hidup ini, termasuk satuan pendidikan dan perkantoran.

Lidiawatiningsih, Fasilitator SMP Darul Ulum 5 Jombang mengatakan bahwa ini merupakan implementasi kurikulum merdeka dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan. Sementara itu, SMP Darul Ulum 5 Jombang mengangkat topik Sampahku, Karyaku yang lebih fokus pada solusi mengurangi sampah di satuan pendidikan.

“Letak satuan pendidikan yang berada dekat pasar menjadi motivasi kami untuk berkontribusi mengolah sampah sisa-sisa sayur dan buah. Upaya kami mempelajari cara pengolahan sampah ke Dinas Lingkungan Hidup juga ingin mendapatkan ilmu yang tepat dalam mengolah sampah organik maupun non organik. Kunjungan ini juga untuk membuat kerja sama dalam pengolahan sampah," jelasnya.

Baca Juga: Tips agar Semangat Kuliah

Perempuan yang akrab disapa Lidia ini menjelaskan, studi lapangan ini memberikan pembelajaran kepada peserta didik dalam mengelola sampah, khususnya sampah organik. Praktik yang dilakukan anak-anak adalah membuat pupuk kompos takakura dan eco enzym.

“Kompos Takakura adalah salah satu cara pembuatan kompos dengan mendaur-ulang sampah organik. Sedangkan eco enzym merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu) dan air. DLH Kabupaten Jombang memberikan demonstrasi cara pembuatan kompos Takakura dan Eco enzyme kemudian anak-anak turut serta mempraktikannya.



“Harapan kami setelah diadakan kegiatan ini, peserta didik dapat mengetahui dan memahami pemilahan serta pentingnya mengolah sampah hingga akhirnya anak anak dapat menjaga lingkungan. Khususnya di lingkungan rumah dan satuan pendidikannya," tambahnya.

Ia berharap, Fasilitator dapat membantu anak-anak dalam proses menjaga lingkungan dari sampah dan pengolahan sampah. Sampah bukanlah sesuatu yang patut dibuang karena jika diolah dengan benar dapat menghasilkan uang. Membangun Kerja Sama dengan DLH untuk Kelola Bank Sampah di satuan pendidikan.


Peserta didik sangat antusias mencatat dan mempraktikkan pembuatan kompos. (ist)

Sementara itu, Idatul Masfufah, Kepala SMP Darul Ulum 5 Jombang mengharapkan, ilmu yang didapat saat studi lapangan di DLH bisa diimplementasikan secara nyata. Ketika anak-anak dewasa nanti, lalu mengingat pelajaran yang didapatkan saat ini maka bisa menjadi orang yang mandiri dan berdikari. Mereka bisa memanfaatkan ilmu untuk sesuatu yang bisa dikembangkan, didaur ulang serta menjadi produsen yang sukses.

Perwakilan DLH Kabupaten Jombang, Elviwati mengatakan, penting sekali untuk mengenalkan dan mengedukasi anak-anak mengenai pengolahan sampah sejak dini. Sudah 100 lebih unit yang bergabung dengan bank sampah Dinas Lingkungan Hidup ini, termasuk satuan pendidikan dan perkantoran.

Foto bersama jajaran guru, peserta didik dan pihak DLH Kabupaten Jombang. (ist)

Sementara itu, Joice Manopo, Direktur Bank sampah Induk Kabupaten Jombang menyampaikan, jika unit lain mengirim sampah kepada bank sampah itu sudah dalam keadaan terpilah. Kemudian, di bank sampah akan dipilah lagi lebih teliti dan lebih detail.

“Teknis di Bank Sampah ini mempunyai istilah jemput bola jadi bukan dari unit yang membawa sampah tersebut kesini namun kami melayani dengan mengambil sampah ke tiap-tiap unit. Ada petugas dari DLH yang akan mengambil ke tiap Lokasi,” ungkapnya.

Perempuan yang akrab disapa Joice ini mengatakan, Sampah dipilah antara organik dan non-organik. Setelah itu, hasil dari olahan sampah organik yang berupa kompos dan eco enzyme akan di jual kepada perusahaan dan para pemilik perkebunan. Eco enzym memiliki beragam jenis olahannya seperti pembersih lantai, penyubur tanaman hingga skincare untuk kulit. Sedangkan sampah non organik akan dijadikan kerajinan.

Idatul Masfufah, saat memberikan cindramata kepada DLH Kabupaten Jombang. (ist)

“Kami merasa senang dan bangga karena anak-anak satuan pendidikan mau belajar mengolah sampah. Harapan saya, anak-anak belajar mengolah sampah disini. Jangan hanya sampai disini ilmunya, namun juga dipraktikkan di rumah dan lingkungan sekitar. Pihaknya berharap, studi lapangan ini bisa berkelanjutan dan menjadi kerjasama, semoga setiap satuan pendidikan bisa memiliki bank sampah dan dapat mengelolanya dengan baik,” ujar Joice Manopo.

Nabila Maulidatus Sholichah, peserta didik SMP Darul Ulum 5 Jombang mengatakan, suasana saat studi lapangan ke DLH Kabupaten Jombang menyenangkan sekali. Proses pembelajaran dapat membuat saya paham manfaat dan cara mengolah sampah, terutama cara membuat kompos takakura dan eco enzym. Saya berharap dapat membuat kompos takakura dan eco enzyme.

Notulen : Afifta Aulia Nanda Sari

Reporter pa : Ari Setyawan

Reporter pi : Luvina Lutfiyah

Penulis & Editor : Ira Wahyu Wardhani, S.Pd.

Reporter/Foto: Rabitha Maha/Istimewa

Lebih baru Lebih lama