![]() |
Beberapa tas daur ulang yang sudah diproduksi oleh peserta didik. (Donny) |
JOMBANG – Label Sekolah Adiwiyata masih menjadi primadona bagi satuan pendidikan untuk membuktikkan kapasitas prestasinya serta konsistensinya di bidang pemeliharaan lingkungan hidup. Tak terkecuali bagi SMP Kristen Petra Jombang.
Baca Juga: Cara Atasi Ngantuk Saat Bekerja
Beberapa torehan Adiwiyata setingkat kabupaten, provinsi telah berhasil diraih sejak tahun 2014 dan 2017 silam. Oleh karenannya, guna menjaga konsistensi raihan tersebut, untuk saat ini seluruh guru dan civitas akademika SMP Kristen Petra bersiap menuju level Adiwiyata Nasional.
Kepala SMP Kristen Petra Jombang, Jecqeline Adriana, S.Pd. menjabarkan, perihal pilihannya untuk memberikan ruang prestasi di bidang adiwiyata tak lain karena, pendidikan juga harus menjawab persoalan lingkungan hidup terkini. Sejurus dengan pemikiran tersebut, bentuk persiapan yang dilakukan pun melingkupi beberapa aspek. Sedari praktik nyata, observasi lapangan, dan dikembangkan pada penelitian ilmiah.
![]() |
Proses pembuatan kriya daur ulang dengan mesin jahit. (Donny) |
“Guna memantabkan ketiga aspek tersebut, penyusunan isian program adiwiyata nasional turut melibatkan binaan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, yakni Bank Sampah Induk Jombang. Hasil pembinaan yang melibatkan peserta didik kelas VII ini, memang terfokus pada pengelolaan serta pengurangan sampah dengan metode 5 R. Diantaranya, Reduce, Reuse, Recycle,
Recovery, dan Repair. Termasuk membiasakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah
(PHBLS) serta Perilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH), ” tutur Jecqeline Adriana, S.Pd.
![]() |
Pemberian materi tentang Eco Enzim. (Donny) |
Selanjutnya, hasil praktik, observasi, dan penelitia sederhana terhadap permasalahan lingkungan di lingkungan sekitar satuan pendidikan, metode 5 R tersebut telah merupa ke dalam beberapa produk ramah lingkungan. Mulai dari bentuk tas belanja dari hasil olahan sampah plastik, keset berbahan kain perca yang mana juga dari hasil sampah tekstil, serta fermentasi limbah organik rumah tangga bernama eco-enzym. Kesemua produk ini memang dibuat selaras dengan tema yang diusung dalam program adiwiyata nasional, supaya pengetahuan serta ilmu yang telah di dapat peserta didik sewaktu pembinaan dari Bank Sampah Induk Jombang, dapat pula diterapkan di lingkungannya, tegas Jecqeline Adriana.
![]() |
Peramuan bahan baku Eco Enzim. (Donny) |
Dari sudut pandang lain, Kepala Divisi Sosialisasi dan Pemberdayaan Bank Sampah Induk Jombang, Anny Mustikaningrum melihat, melalui model pengenalan problem persampahan yang dibarengi dengan proses kreatif. Sebagaimana menyulap sampah plastik menjadi seni kriya, peserta didik lebih terpantik semangat belajarnya untuk memahami solusi terhadap problematika lingkungan hidup yang sudah dipraktikkannya.
![]() |
Peserta Didik membagikan Tas Daur Ulang Sampah Plastik kepada warga di Pasar Legi Jombang. (ist) |
Anny Mustikaningrum mengatakan, “Berdasarkan beberapa kali pembinaan, ketika peserta didik belajar dan menganalisa teori dalam pembuatan produk 5 R, setelahnya ketika tahap praktik, kreativitas, inovasi, dan kerjasama tim di tiap kelompok telah tumbuh seiring. Maka dapat dikatakan, pada tahap semacam ini antara penumbuhan kesadaran terhadap persoalan lingkungan hidup dan pendidikan karakter telah setali tiga uang.”
Reporter/Foto: Donny Darmawan