Salah seorang warga sedang melintas di salah satu jembatan Sungai Bancang. (Donny)


JOMBANG – Musim penghujan telah mereda dan berganti ke musim kemarau. Bagi warga Desa Kebonagung dan sekitarnya yang menjadi kawasan hilir Sungai Bancang, peralihan musim ini turut melahirkan harapan sekaligus perubahan baru. Hal tersebut cukup beralasan mengingat sungai dengan panjang aliran 7 kilometer dan melewati lima desa yang ada di Kecamatan Ploso, Plandaan, dan Kabuh telah dinormalisasi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jombang pada akhir 2022 sampai awal 2023 lalu. Sebelumnya selalu meluap ke pemukiman setinggi ± 30 cm jika hujan deras mendera.

Baca Juga: Kebiasaan Sederhana, Menguatkan Mental Sekuat Baja

Ditemui disela aktivitasnya pada (14/3) di Kantor Desa Kebonagung, Kecamatan Ploso, Sekretaris Desa Kebonagung, Waji menjabarkan, kendati luapan tak sampai berlarut-larut surutnya dan hanya selang beberapa jam, namun debit dan aliran genangan cukup deras. Luapan Sungai Bcang selalu menjadi fenomena lazim bagi masyarakat Desa Kebonagung selama hampir empat tahun belakangan ini.

“Faktor penyebab luberan aliran Sungai Bancang ini pun beragam. Mulai dari terjadinya pendangkalan aliran sungai, hingga rumpun bambu yang menjalar di sepanjang bantaran sungai turut mempersempit ruang sungai. Akhirnya daya tampung air ketika musim penghujan tidak bisa maksimal dan terjadilah genangan dengan intensitas yang cukup deras,” papar Waji.



Disinggung mengenai upaya tindak lanjut dari Pemerintah Desa Kebonagung atas normalisasi yang dilakukan oleh Dinas PUPR Kabupaten Jombang tersebut, Waji membeberkan, pihaknya akan mengkaji dan membuat Peraturan Desa (Perdes) yang mengikat tata tertib perlindungan sekaligus perawatan Sungai Bancang. Rinciannya dalam bentuk Perdes yang hendak dirancang dalam upaya perlindungan serta peremajaan aliran Sungai Bancang, pembungan sampah ke dalam aliran sungai dan pendirian bangunan di bantarannya menjadi hal yang dilarang.

Lebih mendetail, Waji menambahkan, “Dalam segi teknis lainnya, Pemerintah Desa Kebonagung juga telah mengirimkan proposal kepada Bidang Sumber Daya Air (SDA), Dinas PUPR Kabupaten Jombang. Isinya berkaitan dengan pengajuan pembangunan bronjong, sebagai penahan erosi di pinggiran Sungai Bancang secara bertahap sepanjang 1 kilometer.”


Rupa tanggul sungai bancang yang selesai di normalisasi. (Donny)

Menindaklanjuti pemaparan Waji, selang dua hari kemudian, pada (16/3) Majalah Suara Pendidikan menemui Kepala Bidang SDA, Dinas PUPR Kabupaten Jombang, Sultoni, S.T. Di ruang kerjanya, Sultoni membeberkan usulan pembangunan bronjong dari Pemerintah Desa Keboagung memang telah masuk dalam rencana penganggaran Dinas PUPR Kabupaten Jombang. Namun hal ini masih akan menunggu adanya kucuran anggaran yang ada. Oleh sebabnya, selagi dalam masa menunggu pengadaan anggaran, Bidang SDA, Dinas PUPR Kabupaten Jombang terus mensurvei detail bronjong yang dibutuhkan.

“Survei ini nantinya, akan memetakan kebutuhan bronjong Sungai Bancang yang sesuai dengan penganggaran Dinas PUPR Kabupaten Jombang. Penyesuaian ini juga tak lepas dari pos anggaran bagi perbaikan dan perawatan sungai-sungai lainnya yang tersebar di Bumi Besut. Maka dari itu bentuk solusi yang ditawarkan selama masa menunggu anggaran sepenuhnya dicairkan adalah dengan persentase penganggaran bersama desa. Artinya, kebutuhan baik dana dan material akan menjadi tanggungjawab bersama. Bila desa akan memberi material dan tenaga kerja, maka Bidang SDA, Dinas PUPR Kabupaten Jombang akan memberikan bantuan dana yang senilai disertai alat berat sebagai bantuan percepatan pengerjaan bronjong,” tandas Sultoni.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

أحدث أقدم