Sebagian tim literasi SMP Negeri 3 Peterongan. (Rabitha)

PETERONGAN – Perkembangan dunia pendidikan yang bertujuan membumikan literasi di satuan pendidikan terus diupayakan melalui pelbagai program dan kompetensi. Salah satu lembaga yang konsisten adalah Nyalanesia melalui Program Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB Nasional) memberikan apresiasi bagi satuan pendidikan yang berhasil menerbitkan buku sebagai salah satu pencapaian pembelajaran literasi.

Selain inovasi program, ketelatenan tim literasi yang didukung penuh oleh warga satuan pendidikan juga patut diapresiasi.

Tahun 2021 program GSMB Nasional mampu mengajak lebih dari 54.000 pendidik dan peserta didik dari 861 satuan pendidikan di seluruh Indonesia untuk mengembangkan kompetensi, menulis karya, dan menerbitkan buku bersama. Berdasarkan data tersebut, Kota Santri patut berbangga lantaran terdapat satuan pendidikan yang berhasil andil, yakni SMP Negeri Peterongan hingga mendapat gelar sebagai Sekolah Aktif Literasi Nasional di bulan Mei 2023 ini.

Baca Juga: Penyebab Anak Sukar Pahami Pelajaran

Guru Bahasa Indonesia sekaligus Ketua Tim Literasi SMP Negeri 3 Peterongan, Faiqotur Rosidah, M.Pd. menyampaikan bahwa setiap tahun senantiasa berkontribusi dalam program GSMB Nasional. Data terbanyak yakni ada tahun 2019 dengan mengikutkan 450 peserta didik dengan 20 buku, selanjutnya pada tahun akhir tahun 2022 lalu dengan 300 peserta didik menerbitkan 13 buku.

Faiqotur Rosidah mengatakan bahwa keikutsertaan dalam GSMB Nasional ini dipersiapkan dalam kurun waktu enam bulan. Mulai dari membentuk tim yang terdiri dari Guru Bahasa Indonesia, selama satu bulan membuat konsep, hingga pada bulan berikutnya proses menulis dan penyuntingan. Kemudian waktu yang cukup lama juga dibutuhkan saat cetak buku hingga sekitar tiga bulan. Jenis bukunya beragam seperti antologi puisi, novel dan Cerpen.



“Hal tersebut sejatinya tak instan dicapai, pelbagai inovasi program literasi tentu harus dinyalakan saban harinya. Mulai dari yang sederhana seperti pembiasaan membaca selama 15 menit, inovasi sudut baca dan digitalisasi perpustakaan hingga membuat gebrakan menulis buku, media majalah. Tak lupa pelbagai macam lomba literasi baik level intra atau untuk level SD/MI se Kabupaten Jombang yang populer disebut agenda Festifal Literasi (Felis),” terang perempuan yang juga menjabat Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Jombang itu.

Ditambahkan Guru Bahasa Indonesia dan anggota Tim Literasi SMP Negeri 3 Peterongan, Anis Nur Laily, S.Pd. Selain inovasi program, ketelatenan tim literasi yang didukung penuh oleh warga satuan pendidikan juga patut diapresiasi. Sebab, selain memberikan motivasi membaca dan menulis harus sering berdiskusi mengembangkan ide secara bersama. Selain itu juga lantaran banyak peserta didik yang tinggal di lingkungan pesantren membuat akses untuk mengetik di telepon pintar dan komputer atau sekadar berselancar memperluas ide di dunia maya juga kurang intensif.

Kegiatan diskusi dan penyuntingan buku. (Rabitha)

Kendati demikian, hal tersebut tak menjadi batu sandungan lantaran dapat menjadi tantangan sehingga ide yang dikembangkan peserta didik menjadi sangat orisinal berdasarkan imajinasi dan pengamannya sehari-hari, ungkap Anis Nur Laily. Selanjutnya yaitu proses penyuntingan yang tentunya dilakukan dengan sangat teliti oleh tim literasi. Terpenting adalah, mengutamakan mekanika bahasa dan tak mengubah ide tulisan peserta didik maupun guru.

Perwakilan peserta didik yang tergabung dalam GSMB Nasional, Fatin Najwa dan Hajar Nur Latifah mengakui bahwa sangat menikmati seluruh proses menulis dan menerbitkan buku. Mulai dari memilih ide, proses bimbingan yang dilakukan setiap saat kepada beberapa guru, revisi yang haus dilakukan berulang lantaran terdapat kalimat yang tidak sesuai, tidak sinkron atau first line yang kurang menarik.

Reporter/Foto: Rabitha Maha
Lebih baru Lebih lama