Keanggunan peserta saat menyapa penonton. (Rabitha)


TEMBELANG – Pagelaran karnaval terbesar di Kota Santri bertajuk Jombang Culture Carnival (JCC) Volume 2 pada Sabtu (2/9) terasa istimewa bagi segenap civitas akademika SMP Negeri 1 Tembelang. Sebab, pada tahun ini berhasil mengikuti karnaval tersebut secara mandiri sehingga terbilang lebih totalitas dalam berkarya.



Kepala SMP Negeri 1 Tembelang, Drs. Yuniardi Nurrohmad menyampaikan bahwa persiapan dalam mengikuti agenda ini dilakukan selama satu bulan sebelumnya. Tim yang diberi nama Spijilang ini dipandegani oleh Guru Seni Budaya yakni Galuh Ardi Susilo, S.Pd dan melibatkan sekitar 20 guru dan 30 peserta didik.


Tim Spijilang saat bersiap menunggu pemberangkatan di hadapan Tamu Kehormatan. (Rabitha)

“Bersyukur semua dapat bekerjasama dengan baik, mulai dari tim konsep penampilan, kostum, tata rias hingga konsumsi dan perlengkapan yang mampu menyelesaikan semua tugasnya dengan totalitas dan penuh tanggungjawab. Tak lupa beberapa kebutuhan penunjang penampilan juga banyak yang dikerjakan secara mandiri dan swadaya dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana oleh tim guru dan peserta didik, sehingga biaya yang dikeluarkan satuan pendidikan tak sampai membengkak, yakni hanya berkisar enam juta saja,” ujar Yuniardi Nurrohmad.

Penampilan tari kolosal berjudul Mpu Sindok. (Rabitha)

Sementara itu Wakil Kepala SMP Negeri 1 Tembelang, Ajeng Aprilyani, S.Pd yang juga tergabung dalam tim Spijilang menambahkan bahwa keikutsertaan Spijilang dalam JCC ini terbilang baru pertama kali secara mandiri dan pada tahun lalu sempat absen tak mengikuti, jadi masih perlu penyesuaian lagi. Kendati demikian semua proses sudah dilakukan dengan maksimal sehingga diharapkan dapat memeriahkan acara dan dinikmati seluruh masyarakat Kota Santri.

Drs. Yuniardi Nurrohmad. (Rabitha)

Kemegahan patung Mpu Sindok setinggi lebih dari lima meter. (Rabitha)

Seluruh tim JCC Spijilang. (Rabitha)


Reporter/Foto: Rabitha Maha

Lebih baru Lebih lama