Seporsi Es Dawet. (Donny)


JOMBANG – Senin (10/7) aktivitas Pasar Legi Jombang nampak seperti biasanya. Padat dengan segala riuh rendah aktivitas jual beli. Tak terkecuali di salah sudut lapak yang berada di sisi timur, tepatnya di depan Pasar Bhayangkara atau Pasar Senggol. Menjajakan bubur dan dawet, lapak milik Luluk ini memang sudah melegenda bagi kalangan masyarakat sekitaran Pasar Legi Jombang.

Keseluruhan isian bubur dan dawet yang saban hari di masak, sebelum sang fajar menjelang, memang cukup otentik rasanya.

Syahdan, menjajakan bubur dan dawet telah dirintis sedari era neneknya, sejak tahun 1970 silam. Ditengah kesibukannya yang tanpa henti melayani pembeli, Luluk membenarkan bahwa warisan resep bubur dan dawet telah sampai ditangannya sebagai generasi ketiga.

Lepas berbincang, seporsi Es Dawet telah dihidangkan ke hadapan saya. Penampakannya pun cukup menggairahkan. Rona warna yang hijau, putih dengan sedikit kekuningan dari segala isiannya, begitu menggoda rongga kerongkongan saya. Sebab, menjadi lumrah saat saya mengunjungi warung Bubur dan dawetlegendaris ini, cuaca sedang terik.

Baca Juga: Tips Parenting Menghadapi Anak yang Keras Kepala

Terdorong hasrat dan cuaca itulah, sesendok pertama yang saya rasakan begitu menyegarkan. Perpaduan santan dengan gula merahnya terasa cair. Tidak mengental dan tak sampai serik di tenggorakan.



Selanjutnya, tekstur isian seporsi bubur dan dawet yang berbaur dengan ketan hitam, bubur beras putih, dawet, dan hunkwe hijau, cukup lembut di lidah. Walhasil kelembutannya begitu membawa saya hanyut pada semangkuk bubur dan dawet yang telah menghidupi tiga generasi keluarga besar Luluk ini.

Keseluruhan isian bubur dan dawet yang saban hari di masak, sebelum sang fajar menjelang, memang cukup otentik rasanya. Mulai dari emurnian bahan dasar pembuatan isian bubur dawet, hingga rupa penyajiannya.


Luluk saat melayani para pembeli. (Donny)

Tak terkecuali pula harganya. Untuk dapat menikmati kesegaran semangkuk Bubur dan dawetini, pembaca sekalian hanya cukup merogoh kocek sebesar Rp.3000. Cukup merakyat bukan? Buka dari pukul 07.00-12.00 WIB bubur dan dawet legendaris ini siap menyergarkan petualangan rasa jajanan tradisional di Telatah Kebo Kicak ini.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama